Bulan dan Matahari.

It feels like.... a long time... very very long time....

Entah...sejak kapan hatiku hilang ditelan laut. Atau ditelan gunung. Atau entah ditelan malam.
Aku tidak pernah menulis lagi. Puisiku terasa kosong, tulisanku hambar saja. 
Tidak ada yang bisa kubagi, pada dunia.
Apakah hatiku sudah lupa bagaimana rasanya jatuh cinta yg sesungguhnya?
Atau ia hiatus dan mengasingkan diri karena sudah bosan dengan apa yg dilaluinya?
Percayalah aku pun tidak tahu jawaban pasti dari itu...

Sampai aku bertemu matahari.
Yang aku temukan tanpa sengaja. 
Ketika hatiku bahkan tidak berharap menemukan apapun untuk menyinari gelapnya.
Aku nyaman dalam hatiku yg dingin, yg tanpa rasa.
Aku merasa semua damai, semua tenang. Kendati begitu beku...

...dan aku melihatnya. Untuk pertama kali.
Hatiku berbisik pada diriku sendiri, "Tidakkah kau rasa, sesuatu, bulan?".
Aku masih menatapnya lekat-lekat.
Aku berusaha menemukan. Apa? Mengapa? Benarkah? Mengapa harus kau, matahari?

Aku awali semua dengan sulit. Aku buat kau pontang-panting menembus benteng yg aku buat.
Ya...aku dan semua hal yg begitu sempurna ku susun. Untuk menggagalkan siapapun masuk.
...karena aku tahu. Ketika benteng itu runtuh, hatiku tidak lagi dingin.
Ia akan merasakan banyak sekali hal yg berusaha aku hindari.

Aku membuat benteng makin tinggi, ku lipatgandakan semua penjagaan.
Agar kau gagal. Agar aku kembali dikecewakan oleh perasaanku sendiri.
Agar aku tidak jatuh cinta, padamu, matahari...

Yang aku ingat hanyalah, kau tidak pernah menyerah...
Kau kerahkan semua daya upaya, kau lakukan semua yg kau bisa.
Untuk meruntuhkan bentengku, untuk meraihku...
...dan kau berhasil. Semua usahamu tidak sia-sia.

Aku mencintaimu. Sangat. Amat.
Aku berdiri di antara puing reruntuhan benteng yg kubangun.
Aku berdiri dengan senyum termanis, sekaligus terpahit yg pernah disunggingkan bibirku.
Aku berdiri, menyambutmu datang setelah menghancurkan semua pertahanan yg kubuat untuk melindungi diriku.
Dan aku memelukmu erat...
Kendati aku tahu....
Aku akan terbakar habis, oleh panasmu. 
Aku akan hancur dalam serpihan, dalam asaku, memilikimu.
Aku hanya tahu, aku telah jatuh.
Mencintaimu.





Category: 0 komentar