Malam Pratoga-mu dan Kamu

...Let me hold your hand....

...so we can go around and cross the land...

...nothing's gonna change how much you mean to me....

Now I know, we're meant to be...



17 Maret 2017

        Malam ini adalah salah satu dari sedikit malam yang akan aku ingat. Ya, malam ini adalah malam Gala Dinner Pratoga-mu. Dan kau, telah berbaik hati mengundang aku sebagai pendampingmu malam ini. Kau tahu rasanya? Tidak terdeskripsikan.

         Aku selalu lupa tentang banyak hal. Aku akui aku memang ceroboh. Aku ingat sekali, aku sudah berkali-kali menanyakan kapan kau akan wisuda. Sampai untuk ke-entah-berapa-kalinya aku menanyakan kau wisuda, akhirnya kau bilang, "Tanggal 18 Maret, Sayang. Kamu lupa lagi? Kamu udah tanya berkali-kali". Aku pun langsung mengambil sebuah spidol dan memberikan bulatan pada tanggal wisudamu. Tentu saja supaya aku tidak lupa lagi....dan tidak kena semprot kamu. Hehe.


Menjelang hari wisudamu, kau menceritakan bahwa akan ada malam Pratoga, di mana calon wisudawan dan wisudawati seangkatanmu akan dikumpulkan untuk menerima tanda kelulusan. For the first time, aku agak bingung. Pratoga terdengar asing (karena di UII tidak ada malam semacam itu). Lalu kau jelaskan padaku apa itu malam Pratoga. Baru aku paham bahwa itu adalah semacam seremonial sebelum besok calon wisudawan dan wisudawati melaksanakan wisuda yang sesungguhnya. Kau bilang nanti kau akan datang dengan orangtuamu dan kemungkinan kita tidak akan bertemu untuk Jumat, Sabtu dan Minggu. Ya ya ya. Untuk kita yang bertemu hampir setiap hari, tidak bertemu 3 hari rasanya sangat menyiksa. Sungguh, aku tidak melebih-lebihkan. Bagaimana tidak, kita sudah bertemu tiap hari-pun, tiap malam kita masih saling menelpon hingga kita tertidur dalam kondisi telpon masih menyala sampai dia bosan dan mematikan dirinya sendiri.


Hari Rabu kau mengajakku ke sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli kemeja hitam yang akan kau kenakan pada malam Pratoga. Kita berputar-putar mencari baju yang akan kau kenakan. Setelah mencoba 3 baju yang hampir sama, akhirnya kau memutuskan membeli kemeja dengan merk sama seperti kemeja putih yang biasa kau gunakan hari Kamis. Ketika kau mencobanya, kau sangat amat tampan. Sumpah, aku tidak bohong. Kau sangat tampan memakainya...

        Lalu hari Kamis, mendadak kau bilang bahwa kau sedang memikirkan keumgkinan untuk datang ke malam Pratoga bersama denganku. Sedikit terkejut aku dibuatnya karena aku merasa aku tidak berhak mendapatkan kehormatan itu. Kita baru bersama 6 bulan dan kehormatan mendampingimu harusnya orangtuamu. Tapi kau menambahkan bahwa kemungkinan besar kau akan mengajak mereka jika memang diperbolehkan membawa pendamping lebih dari 1. I didn't expect anything, I swear. Aku sangat amat rela jika mereka mendampingimu di sana karena memang itu sudah seharusnya begitu.

        Jumat pagi kau membicarakan hal yang sama terkait itu. Kau bilang aku (mungkin) harus bersiap jika saja kau memintaku hadir mendampingimu malam ini. Aku...speechless. Aku tidak melakukan persiapan apapun, btw. Tidak membeli baju. Tidak mencari sepatu. Tidak google tentang tatanan rambut atau make up apa yang harus aku pakai nantinya (jika benar-benar harus mendampingimu). Kau dengan santai bilang, "Bajumu di lemari itu sudah banyak sekali, Sayang. Coba pilih satu. Ini temanya black, dan sebagian besar bajumu warnanya hitam kan?". Aku hanya menatap kosong ke arahmu dan berpikir baju yang mana yang pantas aku kenakan untuk menemanimu. Masih dengan segala kegalauan itu, aku diam-diam berharap kau mengajak orangtuamu saja...

          Jumat sore sekitar jam 3, kau mengabarkan bahwa kau akan mengajakku. Aku antara panik, shock, makin galau, senang, campur aduk. Aku makin galau karena acara dimulai pukul 16.30 dan pada jam 16.30 aku baru bisa keluar kantor. Aku super bingung harus bagaimana karena takut kamu terlambat menghadiri acara. Aku tadi terlambat sekitar 2 menit, tapi demi mengejar hadir tepat waktu di wisudamu, aku sudah berdiri ngejogrok di depan absensi sejak jam 16.29.20. Oh My God! Masih kurang 40 detik lagi. Itu rasanya 40 detik terlama yang pernah aku alami. Cuma menunggu supaya bisa absen tepat waktu dan segera pulang untuk bersiap pergi denganmu. Akhirnya pukul 16.30 juga dan aku segera absen. Aku segera pulang dan mandi. Tepat ketika aku mandi, aku mendengar suara mobilmu yang baru memasuki gang rumahku. Aku sengaja tidak mengunci pintu karena aku tahu kamu pasti akan datang menjemput. Tepat selesai aku mandi, aku jadi makin panik. Rambutku masih basah karena aku keramas. Aku belum memutuskan mau memakai baju yang mana. Kau bilang pakai apa aja boleh. Dan aku ingat ada satu black peplum top yang pernah aku beli dan belum sempat aku pakai sama sekali. Maka aku putuskan memakai baju itu dipadukan dengan rok pendek yang bergaris yang berwarna hitam juga. Kau bantu aku mengeringkan rambutku, sementara aku memakai pelembab dan bedak. Karena waktunya makin mepet, aku memasukkan sisir, lipstik, kaca, parfum dan tissue ke tas kecilku. Aku melanjutkan memakai make up di mobil sambil meracau tentang segala hal. Kau menyetir dengan tenang. Aku tahu sih kelihatannya saja tenang. Aslinya kamu panik juga. Ya kan ya kan??

        Akhirnya kita sampai juga di Laras Asri. Kita berjalan berdua, dan kita bertemu beberapa temanmu yang sudah datang terlebih dahulu. Kamu menyalami beberapa dari mereka dan aku menyalami mereka juga. Lalu kau mengajakku ke atas, ke ruangan acara. Waktu kita akan masuk ke ruangan, panitia mengatakan bahwa kursi kita akan terpisah. Aku dibawa ke tempat duduk pendamping, dan kamu duduk di tempat terpisah. Acara berjalan. Kita mendengarkan sambutan-sambutan dari civitas UKSW. Lalu sampailah pada acara penyerahan predikat kelulusan kepada pada calon wisudawan dan wisudawati. Aku mulai galau. Aku galau antara aku harus maju ke depan dan merekammu, atau memfotomu, atau tidak melakukan apa-apa ketika kau menerima tanda kelulusan. Kemudian sampailah pada momen di mana kamu berdiri dan ikut berbaris menunggu giliran dipanggil ke depan. Galauku makin maksimal saat namamu dipanggil. Pada saat kau akan maju ke panggung, aku langsung berjalan dengan cepat mendekati panggung. Dan aku mulai merekammu yang sedang menerima tanda kelulusan. Aku merekammu sampai kau turun dari panggung dan berjalan kembali ke kursimu. Kau tahu, pada saat turun dan kembali ke kursi, kau berjalan dengan cepat sekali. Aku yang mengenakan rok dan sepatu heels kesulitan mengejarmu hingga hasil video rekamanku tidak stabil. But you still look super duper charming. As always.


 Jika aku harus membuat rangking dari "The Best Moment of Us", mungkin kira-kira list-nya begini:
1.) ..................................................
2.) Donat matahari di moment ultahku
3.) Malam Pratoga-mu
4.) Malam ulangtahun dan doa bersama kita (yang dilengkapi dengan makan mie dok-dok jam 2 pagi)


Kenapa nomor satunya kosong? Karena aku masih simpan itu untuk malam di mana nanti kau memutuskan untuk menikah denganku... :)

       Malam ini aku sangat amat bahagia. Bisa melihat momen berhargamu tepat di depan mataku. Kau begitu tampan, kau begitu membuatku makin mencintaimu. Itu terjadi setiap hari, dan mungkin tidak akan pernah berhenti. Aku hampir menangis ketika kau menerima tanda kelulusan. Sungguh, aku juga merasa bahagia. Satu fase lagi telah terlewati dalam hidupmu dan aku tahu kau siap menjadi seseorang yang lebih besar dari sebelumnya. Jangan pernah putus asa, jangan pernah berhenti belajar. Ketulusan dan kejujuranmu akan membuahkan hasil suatu hari nanti. Kau akan menjadi seseorang yang sangat berguna, dan berarti. Aku sangat amat yakin itu.

         Aku sangat berterima kasih atas kemurahanmu untuk membawaku serta ke malam Pratoga ini. Kau tidak tahu betapa berharganya ini untukku. Aku menyaksikan sendiri bagaimana prosesi tanda kelulusanmu malam ini. Aku melihat sendiri betapa bahagianya kau berdiri di antara teman-temanmu dan berfoto bersama mereka. Aku menjadi saksi salah satu moment yang tidak akan pernah terulang lagi seumur hidup. Untuk semuanya di malam ini, aku sangat berterima kasih. Aku amat terharu....dan aku jadi tahu betapa berartinya aku untukmu.... :')

       Aku tidak punya cara lagi untuk mengekspresikan apa yang aku rasakan tentang "kita". Aku hanya merasa sangat amat bahagia setiap hari, bersamamu. Aku merasa ingin terus membahagiakanmu lebih dan lebih lagi. Ya memang sekarang aku belum tahu pasti bagaimana caranya, tapi aku pastikan aku akan temukan. Aku akan membuatmu bahagia. Aku janji.

  • NB : Sampaikan lagi terima kasih untuk mamamu karena telah membesarkanmu dengan penuh kasih sayang. Aku beruntung bisa menjadi bagian dari chapter hidupmu. Sungguh, ini adalah salah satu fase terbahagia dalam hidupku. Kau tidak pernah berhenti membuatku bahagia. Dan aku harap kau tidak akan pernah berhenti melakukannya. Jangan berhenti melakukannya....
  • ...dan semoga kau suka videonya....

I love you, baby.


Menunggu yang Tertampan yang lagi Pratoga

Prince Charming





Category: 0 komentar