Aku sedang bersamamu...

Ini hanya sepenggal isi hatiku, tentang nanti. Tentang mimpi-mimpi. Tentang segala rangkuman imaji. Tentang segala agenda yang akan kita wujudkan, sebentar lagi..

Nanti, akan tiba saat dimana kita (mungkin) akan terpisah sementara. Ya, aku harus mengejar mimpi. Kau pun. Aku akan sedikit jauh darimu, tapi kau tahu jarak tidak punya arti bagi sepasang pencinta macam kita. Jarak itu bagaikan angin. Sedangkan cinta, ibarat lilin atau api unggun, salah satu di antaranya. Angin hanya akan meniup mati sebatang lilin kecil. Sebaliknya, angin akan mengobarkan api unggun menyala lebih besar dari sebelumnya. Aku percaya, kita berdua adalah api unggun. Dari jauh pun aku masih bisa merasakan panasnya. Kita akan menyalakan api unggun itu sedikit lebih besar lagi, tiap kita bertemu...

Nanti, akan tiba saat dimana kita berdebat tentang makanan apa yang akan kita sajikan pada resepsi pernikahan, di mana kita akan adakan resepsi, baju seperti apa yang akan kita kenakan. Jangan kuatir, aku sangat bersemangat berdebat denganmu. Kau selalu menjadi rival debat terpanjang-ku. Argumenmu tak pernah habis, kata-katamu bukan main aduhai hingga membuatku harus memikirkan segala cara baru untuk menyangkalnya. Haha. Tapi aku tahu kau selalu mengalah, untuk semua yang kusukai. Kau selalu membiarkanku memenangkan hampir semua perdebatan. Bukan karena kau lelah berdebat atau kalah berdebat. Itu caramu menghormatiku, menyayangiku. Aku suka itu...

Nanti, kita akan sibuk berbelanja semua perabot pengisi rumah kita. Berutunglah, karena setidaknya kita punya selera yang hampir sama dalam memilih sesuatu. Kita sama-sama menyukai sesuatu yang terlihat mewah tapi minimalis. Berkelas! Ya! Itu caramu menyebutnya. Kita suka sesuatu yang berkelas. Aku masih mengingat hari ketika kita berjalan-jalan di sebuah pertokoan untuk melihat perabotan rumah. Jam yang unik, pigura yang tak biasa, lap cuci tangan berbentuk baju, piring-piring, vas hiasan, semua yang kita pilih. Lalu tentang gelas tinggi yang kau bilang wajib ada di rumah kita, untuk minum wine sewaktu-waktu, aku setuju....

Nanti, aku akan belajar memasak lebih banyak jenis makanan untukmu. Aku akan menjadi chef terbaik, hingga kau tak perlu lagi ke restoran. Apapun yang ingin kau makan, akan kubuatkan untukmu. Haha. Aku akan belajar memasak carbonara favorit kita. Aku akan belajar memasak ikan bumbu merah dan pepes. Akan kubuat kau lebih gendut sedikit, supaya orang-orang tahu, kau bahagia bersamaku. 

Nanti, saat kau batuk, aku akan mengomel padamu. Menyuruhmu beristirahat, menyelimutimu. Menyeduhkan segelas teh hangat dan menaruhnya di meja dekat tempat tidur kita. Kalau masih sakit semacam itu, kau pasti bersikeras tidak mau diajak ke dokter. Aku akan menyuruhmu minum sirup obat batuk merk X yang menurutku cukup manjur itu. Tidak mungkin kau mau minum obat batuknya sendiri. Kau pasti minta aku menuangkannya ke sendok, sekaligus menyuapkannya agar kau minum. Kau selalu manja kalau sedang sakit. Iya, akan kulakukan. Asal kau segera sembuh...

Nanti, kita akan dengan penuh semangat menyambut pergantian musim. Seperti janjiku padamu, kita akan mengambil foto pada saat musim berubah. Saat bunga mawar bermekaran di kebun, saat pohon-pohon berbuah di halaman, saat langit lebih sering mendung, saat matahari sedang semangat bersinar tiap hari, kita akan mengabadikannya. Tiap momennya. Kita akan menyimpannya dalam sebuah album khusus, untuk kita jadikan bahan cerita pada anak-cucu kita. Ya, idemu selalu luar biasa...

Nanti, akan ada hari-hari dimana tak ada lagi pertanyaan "Kau sedang apa?". Untuk apalagi kau tanyakan itu? Tidak lagi perlu. Aku akan selalu bersamamu, menghabiskan setiap hari denganmu. Kau tak perlu lagi tanyakan "Kau sedang apa?". Kau sudah tahu jawabanku. Pasti kujawab, "Aku sedang bersamamu"....


Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar