Hanya ada kita.



putik sari meranggas sejak kemarau tiba
kupu-kupu tak nampak mengepakkan sayap
daun terlalu lelah berfotosintesis
yang tinggal, hanya hampa

kanvas langit muram saja
bintang pun menyepi
tiada awan, tiada bayu mengurai mega
hanya pada bulan sang bintang menceritakan lukanya

harmoni derak batang kayu melengkapi
bergeretak, menyebarkan nuansa nan nyeri
cermin-cermin berjatuhan
pecah berhamburan menjadi serpih kaca berkilauan

dentum jiwa menggema sepanjang lorong biara
meresonansikan segala asa yang terlantar
nanti, tiada luka lagi, tiada bulir kristal mata lagi
hanya ada kita.


Category: 0 komentar

Yudhiters.

    Just another night. Aku tidur lebih awal, entah apa sebabnya. Tapi seperti biasa, terbangun lagi tepat pada shift pergantian hari. Sepertinya aku akan terjaga sampai pagi, lagi.


  Hari ini mungkin tak jauh berbeda dari hari-hari biasanya. Ada kau yang datang menemuiku, membawakanku sesuatu. Seperti yang selalu kau lakukan. Hari ini kau bawakan aku cimol dan kentang. Ya, aku sangat menyukainya. Aku tahu kau juga suka. Kita memakannya berdua, kau sesekali menyuapiku. Aku selalu suka caramu memanjakanku. Aku suka.

    Lalu aku mulai bertanya apakah kau sayang padaku. Kau bilang, "Tidak," sambil kemudian melirikku dengan gemas. Kau lanjutkan, "Tentu saja sayang. Masih kurangkah yang aku lakukan untuk membuktikan bahwa aku sayang padamu?". Aku tidak menjawab. Hanya menatapmu sebentar, kemudian memelukmu. Aku berujar dengan lirih, "Aku takut kau bosan padaku. Aku tidak ingin kehilanganmu". Kau memelukku lebih erat. Ah, aku tahu. Aku percaya bahwa kau takkan bosan. Setidaknya untuk yah, kurang lebih, 93 tahun ke depan.

    Aku bukanlah yang "ter". Tercantik, terbaik, terpandai. Tapi aku ingin menjadi seseorang yang bisa membuatmu merasa nyaman. Mungkin, aku akan belajar mengerem aktivitas bibirku yang hiperaktif. Nyerocos terus dan mengomel sampai kamu bisa menirukan omelanku. Mendengarkan semua ceritamu, menghapus air matamu, memberikan semangat di saat kau merasa lelah;atau kalah. Aku tidak peduli ada siapa di luar sana. Seburuk apapun hariku, aku selalu merasa lebih baik ketika bersamamu. Untukku, kau terbaik. Kau tidak pernah kalah. Oleh apapun. Oleh siapapun. You're my idol, you're my hero, cause I'm Yudhiters. Such a crazy fan of you. (:

    Aku berharap kita bisa bersama, bertemu, berbagi hari, tertawa bersama, sebanyak yang bisa kita lakukan. Sebelum nantinya hari itu datang, dimana aku harus pergi untuk sementara waktu, mengejar mimpi orang tuaku, mimpiku, membangun mimpi kita. Tidak, aku tidak pergi untuk selamanya. Jarak bukan sesuatu yang membuatku takut. Membuatku sedikit cemas, iya. Aku tidak akan bisa menggenggam tanganmu, menikmati pelukanmu, mendengar merdu suaramu sesering yang kita biasa lakukan. Tapi kau tahu aku akan pulang, aku pasti pulang, kembali ke pelukanmu. 
Karena seperti yang (mungkin) sudah kau tahu, pelukanmu adalah rumah keduaku, setelah rumah ibuku. 


                         




Category: 0 komentar

Rindu ? Bisa jadi.


Kularung rindu di hamparan samudra memori kita.
Kuharap ia tersampaikan bersama frekuensi alpha dalam lamunku.
..karena rinduku padamu teramat sedap, tak terperi.
Kuramu dari sebentuk garis indah mata,
..dan segenggam rekah tawamu,
..yang tergambar jelas di benakku, di imaji..
..yang ku putar ulang dalam otakku..
..di suatu senja yang bergulir,
..dimana kala itu ada kau dan aku, berdua menyapa senja..
..dimana senyummu, teramat elok berbingkai langit merah cakrawala.
Semoga rinduku segera berlabuh di dermagamu..

Category: 0 komentar

Perubahan hidupmu, mungkin juga hidupku....

...selalu ada yang berubah karena hidup itu dinamis. Tidak semua perubahan menyenangkan. Tidak semua perubahan sesuai dengan keinginan. Mau tidak mau, suka tidak suka, perubahan itu sesuatu yang tidak perlu lagi bukti, karena perubahan itu PASTI terjadi

Duniaku berubah karena ada kamu. Mungkin bisa dibilang sangat jauh berubah karena kamu. Semuanya jadi serba K-A-M-U. Pagi, siang, sore, malam. Mungkin yang aku pikirkan cuma kamu. Haha. Agak berlebihan. Tapi aku hanya tahu hari-hariku penuh dengan kamu. 

Aku tahu akan ada perubahan yg terjadi sebentar lagi. Perubahan dalam hidupmu, yang (mungkin) mempengaruhi hidupku. Tidak, aku senang dengan perubahan ini; karena seperti katamu; "One step closer". Aku bersyukur puasa yang kulakukan tak sia-sia. Aku yakin kau mengerti apa yang aku pikirkan, apa yang ku takutkan dari ini semua. Konyol memang, tapi aku juga tak tahu mengapa aku merasa begini. Aku hanya takut.....kehilanganmu.

Banyak pertanyaan yang sering muncul dalam otakku. Seperti "Apakah kita masih bisa seperti dulu ?", "Apakah hari-hari kita masih bisa sepanjang dulu ?". Lalu ada juga semacam "Apakah aku akan tetap menjadi satu-satunya di hatimu, sedangkan di luar sana nanti akan ada banyak orang yang lebih dariku ?". Lebih dari itu semua, aku sering bertanya-tanya "Apakah kau nanti akan tetap punya waktu untuk bersamaku, memeluk dan memanjakanku ?". Kadang, aku hanya ingin menjalani tanpa bertanya. Tapi aku tak bisa. Aku belum bisa...

Mungkinkah aku phobia pada kesepian ? Atau aku terlalu mencandu pelukmu ? Atau parahnya, keduanya ? Entahlah. Aku hanya merasa waktu 12 jam sekalipun akan berjalan 12 menit saat bersamamu. Sebaliknya, 12 menit tanpamu, akan menjadi 12 jam berlalu. Setiap kau tidak disini, aku merasa "sinar" dalam diriku hilang. Ya, aku redup. Tanpamu. 

Untuk setiap tawa sederhana kita, aku sungguh bahagia. Seribu kali kau panggil aku "bodoh"-pun, aku tak akan marah. Aku tahu itu hanya caramu menggodaku. Seratus kali kau mencubit pipiku, aku tak keberatan. Aku mengerti itu kau lakukan karena kau amat gemas padaku. Sejuta kali pun kau terlelap lebih dulu dan meninggalkanku terjaga, aku akan mengerti. Karena aku sayang kamu. 

Malam ini, kau berbeda. "Seperti menancapkan bendera merah putih di puncak Merbabu. Merdeka !!", katamu tadi. Ya, kau akan segera merdeka, sayang. Kau pasti sangat bahagia, aku pun. Aku tidak ingin kehilanganmu,sayang. Kau tak tahu, berapa lama waktu aku habiskan untuk menunggumu datang. Melacak keberadaanmu yang terselip di antara kerumunan manusia yang bernafas di muka dunia. Kau tak tahu berapa liter air mata yang harus kubuang, tersakiti oleh orang-orang yang salah sebelum kau datang. Tapi berliter air mataku adalah jumlah yang pantas. Itu harga yang harus kubayar untuk menebus pertemuanku; denganmu; separuh diriku yang lain...

Nanti setelah hari-hari barumu dimulai, masih ada waktu untuk "kita" kan ? Aku harap masih. Meskipun itu sekedar untuk makan seplastik kacang rebus, berdua, sambil berdebat tentang apapun, tanpa ada habisnya...



NB : Tentang caramu membujukku, kau harus ajarkan itu pada anak kita (nanti). Anak kita nantinya pasti akan sangat bandel. Bagaimana tidak ? Apapun kesalahan yang ia buat, ia tahu bagaimana cara meminta maaf pada ibunya. Tahu bahwa dengan cara itu, ia akan selalu dimaafkan. Persis ayahnya.



Category: 0 komentar

World's best boyfriend (ever).




....aku hanya merasa tidak bisa memberikan apa-apa untuk mengimbangi apa yang kau berikan. Terima kasih untuk semua kasih sayang, kesabaran, waktu, tawa, semangat, pelukan, hadiah dan segala hal yang tak bisa kusebutkan satu-persatu (saking banyaknya). Terima kasih. Kau yang terbaik dan akan selalu menjadi yang terbaik, buatku. Love you, mas musang. :D

PS : Bisakah sesekali kau mengalah ? Aku merasa tidak punya kesempatan untuk membahagiakanmu karena kau selalu memberikan lebih dari yang aku berikan. ): 

Category: 0 komentar

My all. My everything.

....tempurung otakku mungkin berkeletak tanpa suara
ya, hatiku pun
terserak tanpa siapa pun melihatnya
hatiku remuk, bukan patah

meraih mimpi yang bukan mimpiku
mengejar bis yang salah arah
mendaki gunung tanpa peta
seperti itukah, kiranya ?

aku tersesat, tak kusangkal
berulang kuyakinkan diri
bahwa ini memang alur semesta
sekedar naskah fana yang belum kubaca

...karena sebutan pahlawan hanya untuk mereka yang berjuang
...karena sebutan martir hanya untuk siapa pun yang berkorban
tiada gelar tanpa bakti
tiada nama besar tanpa hujan air mata dan cucuran keringat di dahi

aku akan mulai mengambil mata kuliah sihir semester depan
semua mimpimu, akan kau lihat dengan kedua mata sayumu
tiap tetes air matamu, akan menjadi aster bermekaran di halaman rumah kita
aku janji. aku janji. aku janji. 

perkataanmu adalah titah bagiku
ya, perkataanmu adalah kitab suci keduaku
ya, ucapanmu adalah kalam kompas hidupmu
kau - segalaku. 

karena aku......................putrimu.

PS : Love you, mum. 



Category: 0 komentar

Rindu dia, Yudhit-ku....

    Malam masih sama seperti beberapa minggu terakhir. Dingin membeku, menusuk sampai inti sumsum tulang. Membuat waktu terasa makin panjang untuk dilalui. Terasa makin lambat detik berjalan...


    Aku sendiri tidak mengerti apa yang salah. Makanan yang kumakan ? Minuman yang kuteguk ? Ataukah obat yang kutenggak ? Entahlah. Aku merasa ada yang hilang, di sini, di hatiku, saat terpisah darinya. Ya ya ya. Aku tak tahu apa yang orang-orang pikirkan saat perilaku ku menjadi begitu aneh. Setidaknya, sebagian dari mereka bertanya, kenapa. Aku jawab aku rindu padanya. Mereka bilang aku gila. Ya. Mereka bilang aku gila. Bah !! Bisanya mereka bilang begitu !! Memangnya mereka pikir mereka sia.... Atau mungkin aku memang sudah gila..... ????


    Mungkin aku (terlalu) terbiasa melihatnya. Hampir setiap hari. Dalam rentang waktu lebih dari 5 jam. Lalu tetiba aku tidak bisa memegang tangannya. Atau mencubit pipinya. Atau memeluknya. Atau; yang paling aku suka; membaui aromanya yang membuatku begitu nyaman di sisinya. Aku tidak terbiasa dengan ke-alpa-annya dari hari-hariku. Salah satu standar pengukur normal hariku adalah "dia", "keberadaannya". Ketika dia tak ada, aku merasa sangat tidak normal. Sangat-sangat tidak normal. Sangat amat tidak normal (Maaf untuk pengulangan tidak normal yang cukup banyak. Harap maklum, karena aku sepertinya memang sedang tidak normal).


    Merindukannya dalam waktu singkat memang memabukkan, indah, menyenangkan. Tapi jika dalam waktu panjang, uhm...sepertinya kurang nyaman. Aku jadi kehilangan mood, sejak pagi, sejak membuka mata. Aku merasa moodku berhamburan, aku menjadi luar biasa temperamen. Aku jadi mudah marah, pada siapa pun dengan kesalahan sekecil apapun. Ah, aku benci perasaan ini. Ingin kuhapus atau kuganti saja kode enkripsinya. Tapi bahkan menemukan tombol resetnya pun aku tak mampu. ah, dimana tombol resetnya ??


    Susah tidur juga menjadi salah satu gejala rindu yang tak tahu aturan ini. Dengan seenaknya rasa ini menyabotase jam tidurku. Membuatku terjaga sepanjang malam. Bahkan ketika aku bisa tidur pun, ia membuatku bermimpi yang menyeramkan, atau membuatku tidak bisa tidur nyenyak. Seperti kemarin malam, aku hanya ingat aku bermimpi melihat orang terjatuh dari lantai atas sebuah gedung. Ya, terus saja membuatku tersiksa. Dalam keadaan terjaga, aku tersiksa. Merindukannya, memikirkannya. Dalam keadaan tidur pun aku (masih) tersiksa. Rindu, sebenarnya apa maumu ?


    Lalu, entahlah. Aku hanya tak tahu apa ini atau mengapa begini. Aku hanya tahu aku rindu dia.. Aku ingin segera meringkuk di pelukannya, lagi...


NB : Ada baiknya jangan ada yang mendekat ketika aku sedang rindu padanya. Dikuatirkan bisa jatuh korban jiwa.




Category: 0 komentar

Ya, kamu...

..kala tarian hujan menyempurnakan senja kita,
aku tahu...
aku rasa, bahwa bukan bulir hujan yang menyempurnakan hariku
tapi kamu.
ya, kamu.


kita bukan pasangan tanpa cela,
karena aku bukan cinderella dan kau bukan pangerannya
kita hanyalah kita,
sepasang makhluk fana yang menjadi teramat bahagia
saat kita berdua mengaitkan jari, berjanji setia


aku menyelipkan namamu dalam tiap sujud sembahku yang tak sempurna
tidak, aku tidak minta Tuhan harus menjodohkan kita
aku hanya berujar pada-Nya, "apapun yang terjadi, berikan yang terbaik baginya,.."
"...jadikan ia selalu bahagia dan jangan biarkan siapa pun menyakitinya,..."
"...ukirkan senyum itu selalu, di wajahnya. karena senyum itulah, kurva terindah dalam dirinya"


jika kemudian kamu menjadi poros pergerakan duniaku, 
itu sudah sewajarnya.
aku merapat padamu laksana bulan mengelilingi bumi
tidak pernah bergeser, tak berniat beringsut sedikit pun,
...dari sisimu


ah ya, kau pastilah makhluk hidup kedua terindah di seluruh jagad raya
...karena jika Tuhan punya sesuatu yang lebih elok darimu,
mungkin Ia akan menyimpan-Nya sendiri...


lalu tentang caramu menatapku diam-diam dari spion motor,
dan aku tersipu malu dibuatnya...
tentang sebuah cincin yang melekat di jari manisku,
..dan jari manismu,
terima kasih....


satu lagi, sayang...
bayangkan aku menempelkan dahiku ke dahimu,
tepat seperti yang kulakukan malam itu,
kau tebak apa yang ku katakan padamu dalam hati, hanya dengan saling menempelkan dahi.
ya, aku bilang "Aku sayang kamu"....




Category: 0 komentar

..berilah judul, sesuka hatimu..


...jika saja aku bukan aku,
mungkin tidak sesulit ini.
jika saja kamu bukan kamu, 
mungkin tidak akan serumit ini untukmu.

Ya, mungkin aku memang didesain menjadi seorang "soloist"
..yang entah bagaimana begitu susah disamakan dengan yang lain,
..yang hidup dalam dunianya sendiri,
..yang sulit dijabarkan dengan pemecah sandi mana pun.

Ya, mungkin aku memang didesain menjadi seorang "soloist"
..karena orang lain akan sulit menyamakan pola,
..karena hanya akan menciptakan tanda tanya di otak manusia lainnya,
..karena makhluk lain akan lelah memecahkan sandiku, pada akhirnya.

Ya, mungkin aku memang "soloist".
Menari diguyur hujan gerimis di luar sana.
Menikmati malam dengan caraku sendiri yang orang lain tak bisa pahami.

Tersenyum kala sendiri, karena sendiri satu-satunya sahabatku yang paling sejati...

Category: 0 komentar

Plain white t's - 1234 (cover vidklip)


Plain white t's - 1 2 3 4 


1-2-1-2-3-4

Give me more loving than I've ever had
Make it all better when I'm feeling sad
Tell me I'm special even when I know I'm not
Make it feel good when it hurts so bad
Barely get mad
I'm so glad I found you
I love being around you
You make it easy

It's as easy as 1-2-1-2-3-4
There's only
ONE thing (one)
TWO do (two)
THREE words (three)
FOUR you... (four)
(I love you) I love you
There's only
ONE way (one)
TWO say (two)
Those THREE words (three)
And that's what I'll do... (four)
(I love you) I love you

Give me more loving from the very start
Piece me back together when I fall apart
Tell me things you never even tell your closest friends
Make it feel good when it hurts so bad
The best that I've had
And I'm so glad I found you
I love being around you
You make it easy

It's as easy as 1-2-1-2-3-4
There's only
ONE thing (one)
TWO do (two)
THREE words (three)
FOUR you... (four)
(I love you) I love you
There's only
ONE way (one)
TWO say (two)
Those THREE words (three)
And that's what I'll do... (four)
(I love you) I love you
(I love you) I love you

You make it easy
It's as easy as 1-2-1-2-3-4
There's only
ONE thing
TWO do
THREE words
FOUR you...
(I love you) I love you
There's only
ONE way
TWO say
Those THREE words
And that's what I'll do...
(I love you) I love you
(I love you) I love you
1-2-3-4
I love you
(I love you) I love you

Category: 0 komentar

Rindu kamu. Rindu kamu. Rindu-serindu-serindunya ~~~


Dear sayang,

Sudah hm....sekitar jam 01.20. Tadi memang sudah sangat mengantuk, tapi kemudian mata bersinar-sinar dengan terangnya. Langsung 100 watt. Ah, kau sudah tidur. Iya, instant messages yang ku kirim hanya menunjukkan tanda D, belum juga berubah menjadi R. Tak apa. 

Entah kenapa, aku sangat merindukanmu. Hey, jangan tertawa, kumohon. Aku tahu kita baru bertemu, baru juga berpisah sekitar beberapa jam yang lalu. Tapi sayang, sumpah demi kentang goreng yang kita makan malam ini, aku sudah sangat merindukanmu. Sepi, satu-satunya yang terasa ketika punggungmu menghilang dari pagar depan. Aku betul-betul rindu kamu. 

Aku melihat beberapa foto gunung api purba, dan entah kenapa aku jadi ingat rencana kita kesana. Setelah "Let's get lost" episode Bukit Bintang, Jalan Paris Tengah Malam-Menjelang Dini Hari, Nonton Wayang di Alun-alun dan Pantai Sadranan (yang berujung ke pantai Krakal), aku haus membuat episode lain. Tentang Solo dan Semarang, tentang Jatim Park dan BNS, tentang Papuma dan Bromo yang belum juga bisa kita kunjungi, aku haus merangkai hari gila lagi denganmu. Iya, kau tahu aku. Kau tahu betapa susahnya mengajakku sekedar pergi. Kau sudah buktikan bukan, butuh setahun sampai kita bisa pergi nonton. Tahu kau se-seru dan se-gila ini, aku pasti mau kau ajak pergi sejak tahun lalu. Eh, memangnya tahun lalu kau sudah mengajakku pergi ? Sudahlah, lupakan. Hahahha.

Pun aku rindu, dengan jalan-jalan kita ke alun-alun. Sekedar makan cilok, makan tempura dan sebangsanya. Entah kenapa, itu sederhana. Tapi kau; aku curiga mungkin kau keturunan penyihir; kau selalu bisa membuat semua jalan-jalan yang sederhana jadi amat sangat menyenangkan. Membuatku tersenyum lebar terus; sepanjang jalan dan saat sedang memutari alun-alun sambil gandengan; sampai gigiku kering, terlalu banyak tertawa. Makan mie dok-dok menjelang subuh juga terasa makan pasta di koki Joni, nikmatnya jangan ditanya. Memang ini bukan tentang apa yang kita makan atau kemana kita pergi. Ini tentang kamu yang membuatku selalu nyaman. Membuatku bahagia sampai-sampai bibirku tanpa sadar sudah mengulum senyum, tanpa sadar, tanpa kurasa.

Aku mencandu pelukanmu. Aku ketagihan menyelipkan jari-jariku di antara jemarimu. Tentang joke-mu yang klasik; tentang "bagaimana jika kita pulang ke rumah yang sama ?", aku benar-benar menyukainya. Ya, aku ingin (segera) pulang ke rumah yang sama denganmu. Jika kita pulang ke rumah yang sama, mungkin akan ku gudangkan gulingku, karena aku lebih suka memelukmu sepanjang malam. Jika kita pulang ke rumah yang sama, pulsa IM3-ku akan sangat jarang kuisi, karena yang biasa menemaniku tidur lewat telepon sudah ada di sampingku. Jika kita pulang ke rumah yang sama, bibirku tidak perlu lagi komat-kamit mengucapkan doa tidur, karena kau yang akan memimpin pembacaan doanya dan aku hanya mengikuti dalam hati. Dan jika saja kita pulang ke rumah yang sama, aku pasti jadi wanita yang paling bahagia. Bagaimana tidak ? Manusia mana lagi yang begitu beruntungnya bisa bersuamikan seorang malaikat ? (:

Sayang, kau pasti sudah terlelap di sana. Aku akan segera berbaring juga. Aku benci terlalu lama terjaga. Jika aku terjaga, rindu akan dengan leluasa menyiksaku. Membuatku merana karena ingin segera bertemu denganmu (lagi). 

Selamat malam, sayang. Tidak perlu bilang "Aku sayang kamu", kan ? Tanpa bilang pun kau sudah tahu, yang aku rasakan lebih dari sekedar itu. 
Category: 0 komentar

Hey, malaikat. (:

....aku hanya tahu kau datang tanpa ku minta. Tanpa ku tunggu. Tanpa ku duga. Kau datang begitu saja, menebar tawa dan hembus angin surga. Ah, angin surga ? Berlebihankah ? Kurasa tidak. Karena kau malaikat, malaikatku yang turun dari surga.

Sebelum mengenalmu, aku menghabiskan hari-hariku bersamanya.

Iya, cinta membuat mata kadang kabur saking mabuknya. Seperti aku. Bukan, tidak kukatakan bahwa aku salah mencintai. Aku hanya merasa aku membuang waktuku untuk bersama orang yang salah. Benar-benar buang waktu, karena mencintai orang yang bahkan tidak mengerti makna cinta. Tapi bukankah tanpa ini aku tidak akan belajar ?

Samar tergambar dalam benak tentang hari-hari mendung yang ku lewati untuk mencintai dan membahagiakannya. Yang penuh dengan segala pernak pernik usaha untuk membuatnya (sekedar) tertawa. Masa dimana satu hari aku bahagia, dan beberapa hari selanjutnya hanya diisi dengan rasa lelah menghadapi manusia itu. Ya, hari bahagianya tidak sebanding dengan hari kurang bahagianya. 

Lalu semua memburuk dan membuatku lebih sering bergulingan tersedu. Tumpukan tisu, menyusut air mata, adalah hal biasa yang mampir tiap hari. Namun entah karena apa (atau entah mengapa?) aku masih bertahan. Dungu, kataku pada diri sendiri. Mereka bilang bahwa ini tidak pantas. Mereka bilang sudah waktunya mengemasi segala atribut cintaku untuk makhluk itu. Herannya aku sangat bebal. Aku bertahan dalam kubangan rasa sakit yang tidak berkesudahan. Ah, betapa bodohnya.

Untunglah manusia punya rasa lelah. Ketika semua tempelan di dinding itu telah terlepas dari tempatnya, saat itu pulalah rasaku ikut lenyap. Ku remas semua potongan kenangan yang (mungkin) sudah terlalu lama menempel itu. Ku lempar semua sampah kenangan itu ke keranjang sampah, ku tinggalkan tanpa menoleh. Sudah terlalu lama aku menjadi pengagum gilanya. Aku mengajukan pensiun dini secara mendadak. Ya, aku hanya ingin pensiun dini. Mencari pekerjaan baru. Membahagiakan orang lain, karena umurku terlalu berharga disiakan, untuk sekedar bersamanya. 

Entah mungkin Tuhan merasa kasihan padaku, atau memang waktunya kita dipertemukan, kau datang. Kau dengan segala hal yang sederhana. Kau yang dengan penuh minat mendengarkan aku mengoceh berjam-jam. Kau yang dengan sabar tersenyum dan bilang"Biarkan saja, nanti ada balasannya" untuk semua kekesalanku. Ya, aku mulai terbiasa dengan keberadaanmu. Aku hanya ingin kau tetap disini.

Untuk pijakan kaki yang kau bukakan dengan tanganmu, untuk segala perdebatan dimana-kita-akan-makan malam-untuk-pertama-kalinya, untuk kau yang tertawa begitu serunya mendengar semua ceritaku tentang nomor tukang makanan yang tersimpan di HP-ku, untuk jus alpukat yang (kebetulan) sama-sama kita suka, untuk pesanan air es yang tidak pernah alpa, untuk tengah malam makan mie dok-dok yang enaknya luar biasa, untuk jalanan Jogja yang sudah kita putari entah berapa kali, untuk nasi goreng bu Ita yang porsinya bukan ukuran manusia biasa, untuk bukit bintang yang kita datangi tanpa rencana; hingga aku hanya memakai sendal jepit & kedinginan disana, untuk tatapan tertegun teman-temanmu melihat kita yang lengketnya bersaing dengan amplop & perangko, untuk kau yang dengan gigih mengajakku ke pantai, untuk kau yang terdiam melihatku bete gara-gara gagal makan nasi goreng, untuk foto alay dengan kaca mata 3D, untuk macet-macetan malam minggu, untuk jajan tempura & cilok di alun-alun sambil gandengan, untuk hujan-hujanan bareng, untuk diet yang jadi hancur karena kau selalu mengajak makan, untuk lotek yang segambreng porsinya, untuk "membaca pikiran" yang selalu benar, untuk makan pasta tiga porsi, untuk belanja bersama, untuk segala jokes tentang antimo & muaknya aku melihatmu, untuk duduk-duduk di depan benteng sambil makan mendem duren, untuk balapan makan kentang goreng, untuk caramu mencubitku ketika aku bilang suka ngebut, untuk cincin yang entah bagaimana bisa begitu pas di tanganku, untuk kue ulang tahun yang enak, untuk menemaniku tidur di telpon, untuk doa tidur yang kau bacakan untukku, terima kasih. Dengan apa aku membalasnya ? (':

NB : Memang aku tak pernah sekalipun melihat sayapmu, namun aku yakin kau malaikat;yang menyamar, karena manusia biasa tidak akan mampu membuat hari-hariku seindah ini. 
Category: 0 komentar

Begitu saja.

....dan malam menjadi saksi tunggal kita
kala tatap matamu mengacaukan segala logika yang ku punya
ketika pelukanmu perlahan menjadi sesuatu yang ku damba;
setiap harinya.
ya, kau adalah candu;
kau membuatku selalu merindu...

mencintaimu, kulakukan tanpa sengaja
terjadi begitu saja, begitu saja.
aku jatuh berlutut pasrah di hadapanmu.
aku menyerahkan hatiku serta merta;
tanpa syarat, tanpa embel-embel akan kuminta kembali;
satu saat nanti.

...entah mengapa, ketika kita bersama,
aku selalu berharap pagi terlambat datang;
matahari lupa terjaga, bulan terlalu asyik bertahta;
atau malam terlambat berlalu;
hingga aku punya perpanjangan waktu untuk meringkuk di pelukanmu..
Category: 0 komentar

Jelmaan....

Hari-hari bersamanya teramat indah. Seperti berjalan di atas awan, melayang menembus langit bertabur bintang, duduk di atas bulan sabit. Seperti mimpi karena teramat indahnya. Sama halnya dengan semua mimpi, pasti ada saat untuk terjaga; dan aku benci setiap momennya. Aku ingin tetap bermimpi, tanpa pernah terjaga...

Ketika bersamamu, jam berjalan secepat menit, menit berjalan secepat detik. Sejam, dua jam, berlalu begitu saja tanpa disadari. Nanti jika kau mulai memakai jaketmu, mengemasi semua barang, memelukku, mencium pipiku dan bilang "Aku pulang dulu ya.", waktu akan kembali berjalan normal. Aku benci harus melihat punggungmu menjauh, mencium tanganmu dan bilang agar kau hati-hati di jalan. Ya, aku selalu benci saat-saat itu. Karena ketika aku harus menutup gerbang setelah kau pergi, itulah saat dimana waktu memaksaku untuk terbangun dari mimpi. Ketika kau (entah) diamana dan aku di kamarku, sendiri, aku mulai berpikir tentang apa yang sedang kau lakukan, apa yang sedang kau pikirkan. Adakah namaku berpusar di otakmu; seperti halnya garis wajahmu terus tergambar di kepalaku ? Aku selalu merindukanmu. Aku mulai merindukanmu tepat ketika aku mengunci gerbang dan kembali ke kamarku. Melihat bekas rokokmu di asbak, botol cola yang lupa kau buang. Aku hanya berharap bisa kembali ke detik dimana kau masih disini.

Saat kau pergi, ya, aku merasa sendiri. SMS-mu pun hanya mampir ke handphone-ku sesekali. Tiap beberapa menit aku mengecek hp, sekedar memastikan tidak ada SMS-mu yang lupa kubalas. Tapi seringkali, aku hanya mendapati hp-ku tanpa pesan darimu. Aku mulai mengatakan pada diriku bahwa kau sibuk. Tapi hatiku mulai berteriak, “Sesibuk apapun dia, kalau dia sayang kamu, dia pasti sempatkan waktu untuk menemanimu !!”. Ah, aku jadi bingung sendiri. “Apakah kau sayang padaku?” adalah pertanyaan selanjutnya yang sering datang ketika kau menghilang berjam-jam lamanya. Seringkali aku merasa ini sangat membosankan, melelahkan. Tapi nanti ketika kau datang, dan mengucapkan sepotong “Hey..” sambil tersenyum manis, aku lupa hari-hari lelahku menunggumu. Ya, aku benar-benar lupa. Aku benci selalu lupa akan waktu yang kuhabiskan untuk menunggumu. Ah, aku memang benar-benar mencintaimu, bukan ?

Aku suka caramu menatapku, aku suka caramu menggenggam tanganku, aku suka caramu mengelus rambutku, aku suka caramu merajuk ketika kau merasa bersalah. Mungkin aku sudah gila. Tergila-gila padamu, tentu saja. Tapi biarlah. Jika memang aku gila, aku tidak ingin sembuh. Tergila-gila padamu jauh lebih menyenangkan daripada menjadi orang waras seperti banyak orang di luar sana.

Apakah aku berlebihan ? Aku hanya merasa tidak ada cara yang tepat untuk membuatmu tahu bahwa aku menyayangimu, aku mencintaimu, kau segalaku. Aku berusaha sembunyikan ledakan di dadaku tiap aku melihatmu. Karena jika tidak kutahan, mungkin aku langsung akan menghambur ke pelukanmu tiap kita bertemu. Karena jika tidak kutahan, mungkin aku bisa memelukmu berjam-jam tanpa kulepas. Karena jika tidak kutahan, mungkin aku akan minta siapapun mengunci kamarku dari luar supaya aku tidak harus melihat momen yang kubenci itu, momen ketika aku menyaksikan punggunggmu menjauh dari gerbang. Ah cinta, mengapa kau begitu menjeratku ?

Aku rasa bilang "sayang" seribu kali pun tidak cukup menggambarkan apa yang aku rasakan padamu sekarang. Sejuta kata "cinta" juga tidak sedikit pun bisa memberikan ilustrasi tentang apa yang ada di hatiku. Mungkin aku harus mulai memikirkan satu kata baru yang artinya lebih dari sekedar "sayang”, yang maknanya berlipat-lipat dari kata "cinta", untuk membuatmu tahu bahwa yang aku rasakan jauh; sangat jauh melebihi kata "sayang" atau "cinta".

....Salahkah jika aku menginginkanmu hanya untukku saja ? Dosakah jika aku hanya ingin kau di sampingku selalu ? Mulukkah jika aku berharap bisa membuka mata dengan melihat senyummu, dan menutup mata dengan melihat senyummu (lagi) ? Aku memang sedang benar-benar mabuk. Ya, mabuk cinta padamu.

Category: 0 komentar

Letter to God. No SARA. cuma curahan hati.

Tuhan, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menghujatmu. Sama sekali tidak. Aku tahu Engkau Maha Segala. Aku tahu Engkau Sebaik-baiknya Pembuat skenario kehidupan.

Tuhan, Kau tentu tahu aku mencintainya. Iya, dia. Samuel-ku. Aku tidak pernah meminta merasakan ini padanya. Aku tidak pernah ingin jatuh cinta padanya. Tapi Tuhan, Kau anugerahkan perasaan ini di hatiku, di hatinya, di hati kami. Kau buat dia menjadi pelangi dalam hari-hariku. Kau buat ia menjadi yang terindah yang pernah disaksikan mataku. Kau buat aku menyayanginya, Tuhan. Sungguh aku tak pernah minta.

Jika tak Kau ijinka
Category: 0 komentar

Romeo juga punya masa lalu. :)

Aku tahu, aku sadar siapa aku. 


Kadang mendengar kau dan masa lalumu membuat hatiku tergigit. Sakit, sedikit. Tentang dia, dia dan dia. Aku mendengarkanmu dengan senyum, dengan hati yang sedang ku bujuk-bujuk untuk tidak menunjukkan ekspresi tidak suka, dalam bentuk apapun. Aku harus tetap netral. Aku harus menjagamu tetap di zona nyaman "kita". Ya, karena aku tidak ingin kehilanganmu.



Aku sangat amar insyaf tentang keterjadian kita. Pun aku paham, apa arti dia yang sebelumku. Aku mengerti dan MEMANG HARUS mengerti. Bukankah tidak bisa digugat tentang siapa yang kau cintai sebelum kau bersamaku ? Ya, aku tidak bisa merubah segala sesuatu. Aku masih bisa bertemu kamu hari ini, adalah suatu anugrah. Jadi adakah gunanya meruntuk pertemuan kita yang kurasakan sebagai keterlambatan ?



Tidak. Harusnya aku tidak merasa bahwa ini keterlambatan. Tuhan tahu bukan, kapan saat yang tepat mempertemukanku denganmu ? Jika aku bertemu kamu sebelum ini, mungkin akan beda ceritanya. Jika kau bertemu aku yang dulu, mungkin lain ceritanya. Tapi terlepas dari semuanya, aku merasa beruntung dan berterima kasih pada Tuhan. Berterima kasih karena Ia mengirimkan kau untuk kukenal, untuk mengisi hari-hari, untuk membagi pelukan.



Aku tidak bisa disamakan dengan dia-mu yang lalu. Aku tidak akan bersaing dengan masa lalumu, karena dia punya tempatnya sendiri di hatimu. Aku tidak berharap banyak. Aku hanya berharap aku bisa memperbaiki hari-harimu, membuatmu tertawa bahagia dan memberimu senyum serta pelukan tertulus yang ku punya.



Karena cintaku buta. Tidak memandang siapa kamu. Karena cintaku tuli. Tidak mendengar apapun yang dikatakan orang tentangmu. Karena cintaku gila. Tidak terkontrol. Karena cintaku adalah kamu. 



NB : terima kasih untuk hari-hari indahnya. Berapa banyak hutang hari indah-ku sama kamu ? Semua begitu sempurna sejak ada kamu. 
Category: 0 komentar

Aku dan kau yang membuat hariku sempurna.

Aku menyayangimu. Aku tidak ingin kehilanganmu. 

Aku tahu hubungan kita istimewa, tidak normal. Tapi aku siap dengan apapun resikonya. Meski aku tahu akan sakit, aku tidak akan berhenti. Kau bilang "Mari bertahan", maka itulah yang akan benar-benar kulakukan.

Aku bahagia bersamamu. Hariku sempurna sejak ada kamu. Aku tidak tahu mengapa, aku hanya merasa lebih hidup. Aku merasa bermakna. Aku ingin menjagamu. Aku ingin memelukmu. Aku ingin bisa selalu memandangmu.

Aku tidak salahkan Tuhan atas yang kita jalani. Tuhan kita satu meskipun kita berbeda. Ini berat. Tapi aku tahu bahwa jodoh tidak akan pernah tertukar. Jika kau jodohku, maka siapa yang bisa pisahkan kita selain Tuhan ? Tidak ada.
Category: 0 komentar

Ini bukan tentang, ini lebih tentang. Kamu, Romeo.

Ini bukan tentang "aku mencintaimu karena..".
Ini lebih tentang "aku mencintaimu meskipun..".


Ini bukan tentang "sejak kapan aku mencintaimu".
Ini lebih tentang "aku hanya ingin bersamamu selalu, tanpa batasan waktu".


Ini bukan tentang "apa saja yang sudah kau miliki".
Ini lebih tentang "apa yang belum kau miliki dan apa yang aku bisa lakukan untuk membantumu berhasil mendapatkannya".


Ini bukan tentang "tidak ingin mencari masalah".
Ini lebih tentang "berusaha memposisikan diri".


Ini bukan tentang "apa alasanku ingin bersamamu".
Ini lebih tentang "entah bagaimana aku akan selalu menemukan alasan baru untuk tetap bersamamu, bahkan ketika orang lain tidak bisa temukan".


Ini bukan tentang "apa yang kau lakukan di masa lalu".
Ini lebih tentang "apa yang kau lakukan untukku dan bagaimana aku membalasnya dengan lebih besar".


Ini bukan tentang "tidak berani mengatakan apa yang tidak aku suka".
Ini lebih tentang "bagaimana mendewasakan diri, agar aku tidak kehilanganmu". :)


Ini bukan tentang "tidak peduli tentang riwayatmu".
Ini lebih tentang "sabar dan menunggu kau bersukarela menceritakannya karena kau percaya".


Ini bukan tentang "hadiah-hadiah atau kejutan yang beraneka".
Ini lebih tentang "bahagia hanya dengan melihatmu tertawa".


Ini bukan tentang "aku dan kamu".
Ini lebih tentang "menjadikan aku dan kamu menjadi kita".
Category: 0 komentar

Toleran = dewasa ?

Apakah semakin toleran orang, bisa dikatakan bahwa ia semakin dewasa ? 

Pikiran konyol sempat melintas barusan saja. Apakah ketika kita toleran, berarti kita sudah lebih dewasa menyikapi sesuatu ? Toleran adalah menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Bukankah ketika kita menyayangi seseorang, kita akan lebih toleran padanya ? Memberikan kelonggaran, pemakluman yang lebih untuk dia ? Selama toleransi yang kita berikan masih dalam batas wajar, tentu saja.

Ketika orang itu membuat suatu kesalahan yang, yah, kita anggap masih bisa diterima akal dan batas kewajaran, kita pasti akan bersikap toleran padanya. Kita akan memaafkan kesalahannya, menerima tindakannya, membiarkan perbuatannya, yang kita anggap masih dalam batas wajar untuk ditoleransi.

"Pernahkah aku toleran kepada orang lain ?". Itu yang masih aku pikirkan. Karena sejujurnya aku egoistis. Yang menjadi nomor satu hanya "aku". "Untukku", "milikku", "giliranku". Semuanya serba-ku. Tapi kenapa aku berbeda saat aku di dekatmu ?

Kau milikku, setidaknya itulah yang aku rasakan dalam hatiku. Kau milikku, setidaknya itulah yang aku tahu. Tapi aku tahu kau bukan saja milikku. Salahkah jika ada rasa "tak rela" saat kau bersamanya ? Kelirukah kalau aku menjadi merasa "aku bukan satu-satunya" untukmu ? Aku memang tidak tahu pasti apakah aku satu-satunya. Aku hanya tahu aku ingin kau selalu bersamaku. Selalu disisiku, menghabiskan waktumu denganku. Bukan dengan yang lain. Egoiskah aku ?

Sepertinya aku tidak pandai berbohong. Saat kau menemuiku, aku hanya tersenyum lebar. Tanpa kemarahan. Tanpa ekspresi tidak suka. Tapi hatiku sedikit, sedikit saja tergores. Sudahlah, aku akan mencoba mengerti (dan memang harus mengerti). Semoga nanti aku bisa lebih baik lagi. Kau tahu Romeo, aku tidak mau kehilanganmu. :)


Category: 0 komentar

Aku tahu aku akan mencintaimu, ketika kuintip kau dari nako kamarku.

"Aku bahkan sudah tahu aku akan mencintaimu. Hanya dengan melihatmu sepintas dari sela nako kamarku. Ya, saat itu hatiku bilang, aku akan mencintaimu. Dan apakah aku salah ? Tidak. Ternyata kemudian aku benar-benar mencintaimu".

Betapa uniknya sesuatu yang disebut sebagai "insting". Semacam indera ke-enam versi sederhana mungkin ? Yang bisa mendeteksi kemungkinan-kemungkinan di masa depan. Yang nyatanya, memang lebih banyak tepat. Hanya kadang diabaikan karena dianggap tidak masuk akal.

Aku bisa merasakan kapan aku "akan" jatuh cinta pada seseorang. Pada pertemuan pertama, atau pun pada pandangan sekilas saja. Memang kadang merepotkan, karena dengan adanya rasa "akan" mencintai itu, aku mulai memikirkan semua aspek yang akan terjadi ketika aku akhirnya benar-benar masuk tahap mencintai. Rumit. 

Kau boleh tidak percaya. Kau boleh bilang aku bohong. Aku hanya tahu aku jatuh padamu. Tanpa indikasi, tanpa awalan. Tiba-tiba. Bisakah cinta datang dalam satu kedipan mata saja ? Entahlah. Aku hanya tahu aku ingin bersamamu lebih lama. Selama yang aku bisa. Selama kau mau ada di sisiku. Dimana terjemahan "selama" yang aku maksud itu adalah "sampai maut memisahkan kita".

Aku tahu aku sudah menyakitimu. Maaf untuk itu, aku benar-benar menyesal. Aku hanya bisa memelukmu sebagai ungkapan rasa bersalah. Aku tahu kau sadar betapa menyesalnya aku. Tapi atas semua yang terjadi, aku tidak akan menuntut apapun. Aku sudah cukup dengan baumu yang tertinggal di bajuku. Aku sudah cukup dengan senyummu yang manis. Aku sudah cukup dengan kehangatan genggaman tanganmu. Aku sudah cukup melihat punggungmu dari belakang ketika kau sedang belajar. Aku sudah cukup dengan semua tatapan dalam dan pelukanmu. Aku mencintaimu. Itu saja. 


Category: 0 komentar

Ah, Romeo.

Pagi baru saja menjelang. Dingin, menusuk. Membeku, seperti isi tempurung kepalaku.

Bukankah insting tidak pernah salah ? Ya, insting tidak pernah salah. Sejauh ini. Aku hanya tidak percaya ini terjadi lagi. Cinta ? Atau rasa yang melintas dan tak bertahan lama ?

Kau datang begitu cepat. Kau mengambil hatiku tanpa aku sadari. Ah, harusnya aku tidak memberimu kesempatan. Aku takut nanti akan seperti kisah masa lalu. Hanya membuat luka lama terbuka dan bernanah lagi. Tapi aku bisa apa ? Aku ingin bersamamu.

Romeo, harus kubawa kemana rasa suka yang menggila ini ? Orang lain bisa memberikan segala macam kado manis dan bunga. Aku menolak semuanya. Aku bertahan, tanpa tergoda. Tapi kamu ? Hanya datang dengan sebotol minuman vitamin C saat aku sedang tidak begitu sehat, dan kau membuatku bertekuk lutut. 

Romeo, kenapa ? Kenapa aku jadi amat menginginkanmu ?


Category: 0 komentar

My phone partner. My heart partner.

Ni maeumeul naege boyeojwo
Ni bimireul naege malhaejwo
Geu sarangeul naege boyeojwo
Geu jinsimi naegen jungyohae
Aaaaaaaaa aaaaaaaaa
Aaaaaaaaa aaaaaaaaa

Baramcheoreom - mundeuk bureoon
(sa) 3 choganui jjarbeun immatchum
Bitbangulcheoreom - mundeuk naeryeoon
Suhwagi neomeoui useumsori
Aaaaaaaaa aaaaaaaaa

Baramcheoreom mundeuk bureoon
Huhouro gadeuk chan nae gaseum
Seuseuro sangcheo ibeun meongcheongi
Suhwagi neomeoui chimmungmani

Ni maeumeul naege boyeojwo
Ni bimireul naege malhaejwo
Geu sarangeul naege boyeojwo
Geu jinsimi naegen jungyohae
Aaaaaaaaa aaaaaaaaa
Aaaaaaaaa aaaaaaaaa

Show me your heart
Tell me your secrets
Show me that love
That genuinity is important to me

Like the wind, it suddenly came
That 3 second, short kiss
Like the rain drops, it suddenly came
Your laugh over the phone

Like the wind, it suddenly came
My heart that was filled with regret
I’m a fool who put on my own scar
Over the phone, I only hear silence

Show me your heart
Tell me your secrets
Show me that love
That genuinity is important to me



Sudah menjelang subuh. Aku teringat kamu lagi. Aku tahu ini hukuman yang pantas untukku. Aku tahu kau pantas memperlakukanku dengan tega seperti ini, bahkan ini pun belum cukup membayar sakit hatimu yang aku sebabkan. Kau tahu, bahwa aku tidak pernah bermaksud menyakitimu. Kau begitu berharga dan karena itulah aku mempertahankanmu mati-matian. Aku berusaha membuka semua jalan yang bisa ku buka, mencari semua cara yang bisa kupikirkan. Tapi memang mungkin kau sudah memotong tali yang pernah menghubungkan hati kita.

Tidak ada yang bisa menggantikan suaramu mengantarkan tidurku, hingga hari ini, dan aku memang tidak mencari pengganti. Tempatmu tetaplah disitu, tak akan berubah. Tempatmu di sisi pembaringanku, di separuh selimut dan bantalku. Tempatku di sisi pembaringanmu, melekat di pundak kirimu, dengan tanganmu dalam genggamanku. Aku tidak bosan mengenang hari itu. Hingga hari ini. Hitunglah hari, sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu. Kau pasti sudah lupa. Tapi aku memiliki fotomu, tidak hanya di laptopku, tapi juga di pikiranku. Yang bisa kulihat setiap aku menutup mataku.

Aku pernah mencoba meminta kesempatan, dan kau tahu aku serius dengan itu. Tapi cinta bukan saja tentang hatiku. Ini tentang hatimu juga. Lantas apa yang bisa ku lakukan jika kau berkata, "Aku tidak bisa" ? Aku hanya tercenung dan memutar ulang hari-hari lama kita. Hanya itu yang aku bisa. :)
Category: 0 komentar

Satu kali saja.

"Boleh aku minta satu pelukan saja ? Satu pelukan di ujung malam usai kita menjelajah Jogja, seperti yang pernah kau janjikan untukku, dulu (?)".
Category: 0 komentar

Lelah.

Kangen ? Makanan sehari-hari. Sampai tumpe-tumpe saking tiap hari makan kangen. Kenyang makan kangen. 

Sepertinya selama hidup belum pernah kejadian kaya begini. Pengendalian, kontrol, semua kacau. Pernah merasa ini sudah berlalu, tapi lalu semua kembali seperti semula. Terlalu dalamkah ini ? Ah !

Aku hanya tidak mengerti bagaimana caranya pergi, atau sekedar lupa saja. Aku melihat percakapan lama kita di twitter. Aku benar-benar senang bersamamu. Kenapa sih, kenapa kamu pergi gitu aja setelah kamu ajak aku kenalan dan aku butuh kamu di deketku ?

Kamu bikin semuanya lebih baik, tapi lalu kamu bikin semuanya lebih kacau. Dari sebelumnya. Menurutmu aku harus gimana ? Aku mencoba meletakkan arah ke arah yang aku rasa lebih benar, untuk memperbaiki yang sudah aku buat kemarin-kemarin. Tapi kamu merasa itu bukan arah yang benar. 

Aku cuma pengen ini semua selesai. Tidak harus ingat tentang kamu. Karena jujur saja aku lelah. Aku lelah terus-terusan mengingatmu.

Orang-orang bisa bilang aku gila waktu aku bilang aku pengen sama kamu lagi. Orang-orang boleh banget bilang aku stres pas aku bilang aku sayang sama kamu. Orang-orang boleh bilang apa aja, boleh heran kenapa aku tergila-gila sama kamu. Yang aku tahu, aku pernah salah dan aku pengen sama kamu. Tapi aku ga tau lagi gimana caranya.

Tentang telepon tiap malam, bbm yang pending; ku bilang "yang sabar tunggu bbm masuk", dan kamu bilang "iya, semoga diberikan kesabaran dan diterima di sisimu", tentang kamu yang sering ninggalin aku tidur, tentang kamu yang bilang aku tarzan. 

Aku mohon....jangan buat ini semakin sulit untukku. 

NB : Aku kangen hujan deras. Dan pundakmu. Dan genggaman tanganmu.


Category: 0 komentar

I just missing you.



I just officially missing you. :')
Category: 0 komentar

Kenanganmu, panjang umur.

Tengah malam dengan suasana yang berbeda. Suara Pitbull dengan music nge-beat berdebam. Ya, mengguncang malamku. Serasa berada di pusaran dimensi lain yang amat asing. Aku kacau. Benar-benar kacau.

Musik memang menggila. Tapi hanya masuk ke telingan kanan dan keluar lewat telinga kiri. It's so not me, right ? Aku merindukan seseorang di tengah suara-suara yang menggila. Aku merindukan"nya". Tepat di saat aku sudah berjalan jauh, nyaris lupa padanya. Tapi ini berulang, circle-nya berputar-putar saja. Hanya sampai pada "nyaris lupa". Yang berarti tidak benar-benar lupa.

Puzzle hidupku berceceran lebih banyak dari sebelumnya. Masalah datang silih berganti dan aku tidak tahu harus hadapi yang mana dulu. Ini sulit, karena aku sendiri. Tidak ada pundak, tidak ada tangan yang menahan, bahkan tak ada kata-kata motivasi. Aku sedang tersesat. Harus kemana aku ?

Sampai lelah aku tanyakan "kenapa?" kepada diri sendiri. Aku tahu diri. Aku tidak akan mengejarmu. Rindu tidak cukup dijadikan alasan untuk mencoba menembus tembok "kamu dan aku". Hah ! Sungguh menggelikan karena yang ada "kamu dan aku". Bukan kita. Tuhan benar-benar tahu cara menghukumku.

Aku sudah sangat keras mencoba, dan masih mencoba menutup buku kenangan kita. Tapi entah kenapa ini rasanya tidak pernah berubah dan tidak pernah berakhir. Aku mulai menutup bukunya setengah, lalu kau datang tiba-tiba membuka bukunya terhampar di depanku. Kapan aku bisa lupa kalau begini caranya ?

Satu kalimat saja dan kau berhasil menghancurkan lagi pertahananku. Beri tahu aku bagaimana caranya menghapusmu. Beri tahu aku sekali saja.

Kamu mungkin bisa saja mati besok. Tapi kau tahu, aku sangat yakin kenangan tentangmu bahkan berumur lebih panjang dari pada kamu.

NB : Haruskah kumohon padamu, untuk kita tetap bersama ? Haruskah aku memohon padamu untuk bersedia mengulang hari-hari sederhana tapi berwarnaku yang pernah kau hadirkan ? Apa dosa kalau aku hanya minta, "Tetaplah menjagaku, tersenyum untukku, membagi tawamu, bersamaku." Tidak tahukah kau, bahwa senyummu berharga, bagiku ?

Bahkan ketika itu hanya berbentuk sebuah "titik dua" dan "kurung tutup" yang kau kirim ke ponselku.

Category: 0 komentar