..berilah judul, sesuka hatimu..


...jika saja aku bukan aku,
mungkin tidak sesulit ini.
jika saja kamu bukan kamu, 
mungkin tidak akan serumit ini untukmu.

Ya, mungkin aku memang didesain menjadi seorang "soloist"
..yang entah bagaimana begitu susah disamakan dengan yang lain,
..yang hidup dalam dunianya sendiri,
..yang sulit dijabarkan dengan pemecah sandi mana pun.

Ya, mungkin aku memang didesain menjadi seorang "soloist"
..karena orang lain akan sulit menyamakan pola,
..karena hanya akan menciptakan tanda tanya di otak manusia lainnya,
..karena makhluk lain akan lelah memecahkan sandiku, pada akhirnya.

Ya, mungkin aku memang "soloist".
Menari diguyur hujan gerimis di luar sana.
Menikmati malam dengan caraku sendiri yang orang lain tak bisa pahami.

Tersenyum kala sendiri, karena sendiri satu-satunya sahabatku yang paling sejati...

Category: 0 komentar

Plain white t's - 1234 (cover vidklip)


Plain white t's - 1 2 3 4 


1-2-1-2-3-4

Give me more loving than I've ever had
Make it all better when I'm feeling sad
Tell me I'm special even when I know I'm not
Make it feel good when it hurts so bad
Barely get mad
I'm so glad I found you
I love being around you
You make it easy

It's as easy as 1-2-1-2-3-4
There's only
ONE thing (one)
TWO do (two)
THREE words (three)
FOUR you... (four)
(I love you) I love you
There's only
ONE way (one)
TWO say (two)
Those THREE words (three)
And that's what I'll do... (four)
(I love you) I love you

Give me more loving from the very start
Piece me back together when I fall apart
Tell me things you never even tell your closest friends
Make it feel good when it hurts so bad
The best that I've had
And I'm so glad I found you
I love being around you
You make it easy

It's as easy as 1-2-1-2-3-4
There's only
ONE thing (one)
TWO do (two)
THREE words (three)
FOUR you... (four)
(I love you) I love you
There's only
ONE way (one)
TWO say (two)
Those THREE words (three)
And that's what I'll do... (four)
(I love you) I love you
(I love you) I love you

You make it easy
It's as easy as 1-2-1-2-3-4
There's only
ONE thing
TWO do
THREE words
FOUR you...
(I love you) I love you
There's only
ONE way
TWO say
Those THREE words
And that's what I'll do...
(I love you) I love you
(I love you) I love you
1-2-3-4
I love you
(I love you) I love you

Category: 0 komentar

Rindu kamu. Rindu kamu. Rindu-serindu-serindunya ~~~


Dear sayang,

Sudah hm....sekitar jam 01.20. Tadi memang sudah sangat mengantuk, tapi kemudian mata bersinar-sinar dengan terangnya. Langsung 100 watt. Ah, kau sudah tidur. Iya, instant messages yang ku kirim hanya menunjukkan tanda D, belum juga berubah menjadi R. Tak apa. 

Entah kenapa, aku sangat merindukanmu. Hey, jangan tertawa, kumohon. Aku tahu kita baru bertemu, baru juga berpisah sekitar beberapa jam yang lalu. Tapi sayang, sumpah demi kentang goreng yang kita makan malam ini, aku sudah sangat merindukanmu. Sepi, satu-satunya yang terasa ketika punggungmu menghilang dari pagar depan. Aku betul-betul rindu kamu. 

Aku melihat beberapa foto gunung api purba, dan entah kenapa aku jadi ingat rencana kita kesana. Setelah "Let's get lost" episode Bukit Bintang, Jalan Paris Tengah Malam-Menjelang Dini Hari, Nonton Wayang di Alun-alun dan Pantai Sadranan (yang berujung ke pantai Krakal), aku haus membuat episode lain. Tentang Solo dan Semarang, tentang Jatim Park dan BNS, tentang Papuma dan Bromo yang belum juga bisa kita kunjungi, aku haus merangkai hari gila lagi denganmu. Iya, kau tahu aku. Kau tahu betapa susahnya mengajakku sekedar pergi. Kau sudah buktikan bukan, butuh setahun sampai kita bisa pergi nonton. Tahu kau se-seru dan se-gila ini, aku pasti mau kau ajak pergi sejak tahun lalu. Eh, memangnya tahun lalu kau sudah mengajakku pergi ? Sudahlah, lupakan. Hahahha.

Pun aku rindu, dengan jalan-jalan kita ke alun-alun. Sekedar makan cilok, makan tempura dan sebangsanya. Entah kenapa, itu sederhana. Tapi kau; aku curiga mungkin kau keturunan penyihir; kau selalu bisa membuat semua jalan-jalan yang sederhana jadi amat sangat menyenangkan. Membuatku tersenyum lebar terus; sepanjang jalan dan saat sedang memutari alun-alun sambil gandengan; sampai gigiku kering, terlalu banyak tertawa. Makan mie dok-dok menjelang subuh juga terasa makan pasta di koki Joni, nikmatnya jangan ditanya. Memang ini bukan tentang apa yang kita makan atau kemana kita pergi. Ini tentang kamu yang membuatku selalu nyaman. Membuatku bahagia sampai-sampai bibirku tanpa sadar sudah mengulum senyum, tanpa sadar, tanpa kurasa.

Aku mencandu pelukanmu. Aku ketagihan menyelipkan jari-jariku di antara jemarimu. Tentang joke-mu yang klasik; tentang "bagaimana jika kita pulang ke rumah yang sama ?", aku benar-benar menyukainya. Ya, aku ingin (segera) pulang ke rumah yang sama denganmu. Jika kita pulang ke rumah yang sama, mungkin akan ku gudangkan gulingku, karena aku lebih suka memelukmu sepanjang malam. Jika kita pulang ke rumah yang sama, pulsa IM3-ku akan sangat jarang kuisi, karena yang biasa menemaniku tidur lewat telepon sudah ada di sampingku. Jika kita pulang ke rumah yang sama, bibirku tidak perlu lagi komat-kamit mengucapkan doa tidur, karena kau yang akan memimpin pembacaan doanya dan aku hanya mengikuti dalam hati. Dan jika saja kita pulang ke rumah yang sama, aku pasti jadi wanita yang paling bahagia. Bagaimana tidak ? Manusia mana lagi yang begitu beruntungnya bisa bersuamikan seorang malaikat ? (:

Sayang, kau pasti sudah terlelap di sana. Aku akan segera berbaring juga. Aku benci terlalu lama terjaga. Jika aku terjaga, rindu akan dengan leluasa menyiksaku. Membuatku merana karena ingin segera bertemu denganmu (lagi). 

Selamat malam, sayang. Tidak perlu bilang "Aku sayang kamu", kan ? Tanpa bilang pun kau sudah tahu, yang aku rasakan lebih dari sekedar itu. 
Category: 0 komentar

Hey, malaikat. (:

....aku hanya tahu kau datang tanpa ku minta. Tanpa ku tunggu. Tanpa ku duga. Kau datang begitu saja, menebar tawa dan hembus angin surga. Ah, angin surga ? Berlebihankah ? Kurasa tidak. Karena kau malaikat, malaikatku yang turun dari surga.

Sebelum mengenalmu, aku menghabiskan hari-hariku bersamanya.

Iya, cinta membuat mata kadang kabur saking mabuknya. Seperti aku. Bukan, tidak kukatakan bahwa aku salah mencintai. Aku hanya merasa aku membuang waktuku untuk bersama orang yang salah. Benar-benar buang waktu, karena mencintai orang yang bahkan tidak mengerti makna cinta. Tapi bukankah tanpa ini aku tidak akan belajar ?

Samar tergambar dalam benak tentang hari-hari mendung yang ku lewati untuk mencintai dan membahagiakannya. Yang penuh dengan segala pernak pernik usaha untuk membuatnya (sekedar) tertawa. Masa dimana satu hari aku bahagia, dan beberapa hari selanjutnya hanya diisi dengan rasa lelah menghadapi manusia itu. Ya, hari bahagianya tidak sebanding dengan hari kurang bahagianya. 

Lalu semua memburuk dan membuatku lebih sering bergulingan tersedu. Tumpukan tisu, menyusut air mata, adalah hal biasa yang mampir tiap hari. Namun entah karena apa (atau entah mengapa?) aku masih bertahan. Dungu, kataku pada diri sendiri. Mereka bilang bahwa ini tidak pantas. Mereka bilang sudah waktunya mengemasi segala atribut cintaku untuk makhluk itu. Herannya aku sangat bebal. Aku bertahan dalam kubangan rasa sakit yang tidak berkesudahan. Ah, betapa bodohnya.

Untunglah manusia punya rasa lelah. Ketika semua tempelan di dinding itu telah terlepas dari tempatnya, saat itu pulalah rasaku ikut lenyap. Ku remas semua potongan kenangan yang (mungkin) sudah terlalu lama menempel itu. Ku lempar semua sampah kenangan itu ke keranjang sampah, ku tinggalkan tanpa menoleh. Sudah terlalu lama aku menjadi pengagum gilanya. Aku mengajukan pensiun dini secara mendadak. Ya, aku hanya ingin pensiun dini. Mencari pekerjaan baru. Membahagiakan orang lain, karena umurku terlalu berharga disiakan, untuk sekedar bersamanya. 

Entah mungkin Tuhan merasa kasihan padaku, atau memang waktunya kita dipertemukan, kau datang. Kau dengan segala hal yang sederhana. Kau yang dengan penuh minat mendengarkan aku mengoceh berjam-jam. Kau yang dengan sabar tersenyum dan bilang"Biarkan saja, nanti ada balasannya" untuk semua kekesalanku. Ya, aku mulai terbiasa dengan keberadaanmu. Aku hanya ingin kau tetap disini.

Untuk pijakan kaki yang kau bukakan dengan tanganmu, untuk segala perdebatan dimana-kita-akan-makan malam-untuk-pertama-kalinya, untuk kau yang tertawa begitu serunya mendengar semua ceritaku tentang nomor tukang makanan yang tersimpan di HP-ku, untuk jus alpukat yang (kebetulan) sama-sama kita suka, untuk pesanan air es yang tidak pernah alpa, untuk tengah malam makan mie dok-dok yang enaknya luar biasa, untuk jalanan Jogja yang sudah kita putari entah berapa kali, untuk nasi goreng bu Ita yang porsinya bukan ukuran manusia biasa, untuk bukit bintang yang kita datangi tanpa rencana; hingga aku hanya memakai sendal jepit & kedinginan disana, untuk tatapan tertegun teman-temanmu melihat kita yang lengketnya bersaing dengan amplop & perangko, untuk kau yang dengan gigih mengajakku ke pantai, untuk kau yang terdiam melihatku bete gara-gara gagal makan nasi goreng, untuk foto alay dengan kaca mata 3D, untuk macet-macetan malam minggu, untuk jajan tempura & cilok di alun-alun sambil gandengan, untuk hujan-hujanan bareng, untuk diet yang jadi hancur karena kau selalu mengajak makan, untuk lotek yang segambreng porsinya, untuk "membaca pikiran" yang selalu benar, untuk makan pasta tiga porsi, untuk belanja bersama, untuk segala jokes tentang antimo & muaknya aku melihatmu, untuk duduk-duduk di depan benteng sambil makan mendem duren, untuk balapan makan kentang goreng, untuk caramu mencubitku ketika aku bilang suka ngebut, untuk cincin yang entah bagaimana bisa begitu pas di tanganku, untuk kue ulang tahun yang enak, untuk menemaniku tidur di telpon, untuk doa tidur yang kau bacakan untukku, terima kasih. Dengan apa aku membalasnya ? (':

NB : Memang aku tak pernah sekalipun melihat sayapmu, namun aku yakin kau malaikat;yang menyamar, karena manusia biasa tidak akan mampu membuat hari-hariku seindah ini. 
Category: 0 komentar

Begitu saja.

....dan malam menjadi saksi tunggal kita
kala tatap matamu mengacaukan segala logika yang ku punya
ketika pelukanmu perlahan menjadi sesuatu yang ku damba;
setiap harinya.
ya, kau adalah candu;
kau membuatku selalu merindu...

mencintaimu, kulakukan tanpa sengaja
terjadi begitu saja, begitu saja.
aku jatuh berlutut pasrah di hadapanmu.
aku menyerahkan hatiku serta merta;
tanpa syarat, tanpa embel-embel akan kuminta kembali;
satu saat nanti.

...entah mengapa, ketika kita bersama,
aku selalu berharap pagi terlambat datang;
matahari lupa terjaga, bulan terlalu asyik bertahta;
atau malam terlambat berlalu;
hingga aku punya perpanjangan waktu untuk meringkuk di pelukanmu..
Category: 0 komentar