pagi ini tidak secerah kemarin (?)

"...karena pagi tidak selalu secerah hari kemarin."
Ada pagi dimana matahari tidak bersinar secerah hari-hari biasanya. Tidak usah risaukan, karena hari esok matahari bisa bersinar lebih cerah dari sebelumnya. Yang perlu dilakukan hanya bersabar menanti matahari esok hari. 

Setidaknya harimu tidak segelap langit pagi ini. Karena harimu tidak tergantung pada matahari. Kamu yang menentukan apa jadinya harimu. 

Terima kasih Tuhan untuk semua yang Kau berikan hari ini, padaku. Pada keluarga kami. Aku selalu berdoa semoga hari esok masih tersisa untuk keluarga kami, untuk kami semua masih bersama. Aku hanya berdoa semoga hari ini dan hari esokku masih bermanfaat bagi orang lain, siapa pun itu. Aku masih berdoa semoga masih ada jalan terbaik yang membuatku bisa memiliki keluargaku yang ini, utuh hingga aku beranjak renta dan mencicil pengembalian budi pada kedua orang tua. 

Salahkah jika aku tidak ingin kehilangan keluarga sekali lagi ? Aku baru memilikinya, jadi Tuhan, aku harap Kau tidak cepat-cepat mengambilnya kembali dariku. Aku tahu aku banyak membuat kesalahan. Berilah aku waktu menebusnya, membuatnya lebih baik, untuk semua orang. Agar tidak ada penyesalan saat yang terburuk harus terjadi. 

Karena pagi tidak selalu secerah hari kemarin. Tapi bukan berarti hari esok akan segelap hari ini. Hari esok pasti akan jauh lebih cerah. 

NB : Terima kasih, Tuhan. Untuk semuanya. 
Category: 0 komentar

Apa kabar ?

Ungu, apa kabarmu ? Aku dengar kau sudah punya kekasih baru. Kata ibumu. 
Berarti sudah ada yang kau temani setiap hari ? Sudah ada yang kau nyanyikan lagu pengantar tidur setiap malam ? Ah...sudah lama sekali hari-hari kita yang seperti itu berlalu. Kadang aku rindu. Tapi aku tahu rinduku tidak pada tempatnya.
Baik-baiklah dengan yang ini. :'))

Category: 0 komentar

Sore berhujan dan siomay Kang Cepot.

Sore itu cukup dingin. Bukan karena hujan barusan melintas. Namun lebih karena para angin terus bermain kejar-kejaran dengan kecepatan di atas biasanya. Membuat cuaca amat dingin.

Tapi kau dengan setengah memelas mengatakan bahwa kau lapar, kau ingin segera makan sesuatu. Lalu kita berdua nekad menembus angin, membayangkan warung siomay kesukaan kita. Lewat jalan tikus yang aku bahkan gak pernah lewati, kita sampai di tempat kita biasa makan siomay. Kau pesan cukup banyak, mengingat kau sudah kelaparan karena belum makan dari pagi.

Sambil makan kita mengobrol santai. Kita membahas tentang sesuatu lalu kita mulai berdebat kecil. Dengan ringan kau bilang, "Setuju atau tidak, sependapat atau tidak, gak ada yang bisa kasih tahu kamu. Kamu gak akan dengerin". Aku cuma tertawa mendengarnya.

Setelah tawaku terhenti, aku hanya berpikir. Kenapa kita tidak bisa bersama jika kau sebenarnya satu-satunya orang yang benar-benar paham tentang aku ? Kau bisa menjelaskan tentang aku dengan pandangan yang netral dan tepat, bahkan ketika orang lain susah menjabarkanku.

Setelah makan, kau mengajakku memutar kota, menuju ke salah satu sentra komputer dekat sebuah pusat perbelanjaan yang disebelahnya berdiri restoran ayam terkenal. Kita menuju kesana sambil menikmati sore. Kau katakan bahwa sebentar lagi akan ada acara di daerah sentra wisata di kota ini. Kau ajak aku untuk kesana jika acara itu sudah dimulai. Aku hanya menjawab, "Boleh juga". Kau lajukan motor dengan pelan, menikmati sore lagi, seperti yang dulu pernah kita lakukan selalu setiap hari. Aku tahu kau suka ini. Kau suka sore, kau suka jalan yang dibasahi air hujan. Yang paling kau suka adalah karena aku duduk di boncengan motormu. :))

NB : Aku belum temukan nama untuk "kita". Aku tidak mau pikirkan. 
Category: 0 komentar

Waktu, kau segalaku.

Sesuatu selalu terjadi tanpa diduga. Seperti pertemuan kita.

Kau masih sama seperti yang kukenal berbulan lalu. Masih dengan senyummu, masih dengan caramu yang gemas memandangku, masih dengan sikapmu yang memperlakukan aku seperti adik kecilmu yang kau sayang, masing dengan segala hal yang pernah kita lewati bersama.

Kau tanya, "Bagaimana perasaanmu melihatku lagi ?". Aku senang, bahkan orang buta pun pasti melihatnya dari tawaku yang berhamburan sejak kau datang. Tapi ini lebih dari sekedar sebuah senang. Ini perasaan yang aku gambarkan sebagai sekeping puzzle yang terpasang tempat di tempat seharusnya keping itu berada. Ya, aku merasa pertemuan kita hari ini adalah konspirasi semesta. Inilah hari dimana satu lagi platform langkah hidupku tersusun sesuai dengan jalurnya.

Kita sudah jauh berbeda. Meskipun nyatanya kau bilang aku masih sama seperti yang dulu. Tapi aku bilang ini berbeda. Bohong jika aku bilang hatiku tidak tergetar sedikit pun saat menatapmu. Tapi aku memahami ini sebagai retakan kenangan yang berkelebat dalam pikiranku, tidak lebih. Aku tidak akan tersandung karena batu yang sama. Aku tidak akan menabrak lagi kaca yang sama, di tempat yang sama.

Banyak yang ingin kubagi, karena begitu banyak hal terjadi setelah kita tidak lagi bertemu untuk sementara waktu. Tapi hampir semua cerita yang ingin aku ceritakan hilang. Aku hanya ingin menikmati waktu kita, menertawakan semua cerita lama yang ada. Menertawakan sesuatu yang pernah aku tangisi dahulu kala.

Hari ini aku sadar satu hal. Apa yang aku lakukan dulu tidak salah. Aku bersamamu, bukanlah hal yang salah. Dan aku pernah memilikimu, adalah sesuatu yang benar-benar terjadi. Ya, aku memilikimu. Mungkin dunia melihat aku kalah. Namun dibalik itu, akulah yang memenangkan pertempuran ini. Aku yang masih berdiri dengan tegar tanpa menoleh ke belakang, aku yang bisa tertawa dengan lepas tanpa rasa cemas, aku yang tidak takut apapun karena hari-hari burukku sudah berlalu, aku yang tidak takut orang lain merebut apa yang aku punya; karena aku sangat yakin aku bisa mempertahankannya, aku yang masih memiliki harga diri dan kebanggaan karena berani memilih.

Lembaran baru sudah dimulai dalam bundel kisah kita. Bukan sepasang kekasih, belum bisa disebut sahabat, tidak bisa pula dikatakan teman biasa. Ah, aku tidak mau terburu-buru memikirkannya karena ini hanyalah salah satu dari banyak kisah yang ada. Nanti pasti aku akan temukan kata yang tepat untuk menamai "kita" yang baru.

NB : Terima kasih, Waktu. Kau menguatkanku lebih dari yang siapapun bisa berikan. Kau menghapuskan semua memori dan sakit lebih dari yang penghapus apapun bisa lakukan. Kau membuatku berani lebih dari yang hantu manapun bisa hadiahkan. Waktu, kau segalaku. 

Category: 0 komentar

Aku yang selalu temukan alasan untuk mencintaimu lagi, dan lagi. Dan lagi.



Kata orang, cinta itu tidak memerlukan alasan. Tapi nyatanya, hampir TIDAK MUNGKIN tidak ada sesuatu yang membuat kita jatuh cinta pada seseorang. Jika masing-masing orang disodori pertanyaan, "Kenapa kamu sayang/jatuh cinta padanya ?", pasti jawabannya beragam. Mulai dari "Karena senyumnya manis", "Perutnya six pack", "Dia kaya banget" atau bahkan "Karena dia rajin mengaji". Jutaan alasan akan muncul sebagai suatu penguatan bahwa kita mencintai orang yang dimaksud. Hampir ga ada yang ditanya gitu terus jawab "Aku ga tahu" terus-terusan. Pasti dia akhirnya bilang lah apa yang dia suka. 

Itu wajar, karena menurutku ga mungkin sesuatu terjadi tanpa sebab. Cinta itu sebab akibat. Lantas karena kita mencintai seseorang karena "sesuatu" yang kita sukai dari dirinya, bukan berarti cinta kita tidak tulus. Cinta yang tulus memang masih memiliki alasan. Istimewanya, alasan ini ga akan pernah habis. Ga pernah habis ? Iya. Kalau kamu benar-benar cinta yang mendalam, sebenarnya kamu ga akan pernah kehabisan sesuatu yang bikin kamu tetep "tergila-gila" sama orang yang kamu sayang. Wajah yang cantik atau body seksi bisa hilang seiring waktu. Tapi kalau kamu sayang beneran, saat wajah cantik itu mulai keriput, saat body seksi itu berubah bentuk jadi karung beras, kamu akan tetap temukan sesuatu yang bikin kamu pengen tetep sama orang itu dan tetep suka sama dia. Entah karena sifatnya, kepandaiannya, apapun itu. 

Jadi menurutku, cinta yang kuat itu bukan sekedar tanpa alasan. Cinta yang kuat itu, saat kamu bertemu kemudian mengenal seseoorang - lalu kamu jatuh mencintainya karena sesuatu yang ada dalam dirinya - dan selanjutnya ketika waktu dengan konsisten berusaha membunuh cinta dalam hatimu dengan melenyapkan semua alasan awal "kenapa kau mencintainya" - kau selalu temukan alasan untuk mencintai orang itu. Lagi, lagi dan lagi. Tanpa akhir, tanpa henti. 
Category: 0 komentar

Kau tak buta.

Aku tahu kau bukan seorang tuna netra.
Aku tahu kau bukan seorang tuna rungu.
Aku tahu kau bukan seorang tuna wicara.
Aku pun tahu kau bukan seorang tuna daksa...

Kau tak buta.
Kau tak tuli.
Kau tak bisu.
Kau pun tak lumpuh...

Kau tahu aku menyerukan namamu dengan caraku.
Kau bisa melihatnya, kau bisa mendengarnya, kau bisa merasakannya.
Aku memanggilmu dengan semua cara yang aku bisa.
Namun mungkin caraku tak kau mengerti, tak pernah bisa kau artikan dengan utuh.

Ketika aku hadir, kau membuang intisari ragaku.
Ya, kau hempaskan jiwaku jauh-jauh darimu.
Namun tepat dikala aku akan beranjak meninggalkanmu,
Kau memekik untuk memanggil nafasku kembali. 

Maka aku rasa sudah waktunya aku pura-pura buta.
Pura-pura tak dengar, tak berucap dan tak merasakan suatu apapun.
Bagiku inilah, jalanku.
Tanpamu. 


Category: 0 komentar

Jogja tengah malam. Minus kamu di sisiku.

Sepagi ini baru pulang. Menikmati malam Jogja bersama seorang teman, yang hampir tidak pernah aku nikmati.

Kau pernah berjanji akan mengajakku pergi dan menikmati Jogja di waktu malam, Ungu. Namun sampai hari ini belum juga terpenuhi. Ya, memang salahku.

Malam ini aku tahu ramainya Jogja, bahkan ketika malam menjelang. Dingin, pastinya. Namun itu tidak sepadan dengan rasa senang yang didapatkan saat melewati jalan-jalan yang setengah kosong dan tanpa macet. Orang-orang bergerombol di tepi jalanan Malioboro, menghabiskan malam bersama kekasih atau teman-temannya. 

Aku teringat padamu. Aku senang dengan jalan-jalanku malam ini bersama temanku. Namun aku merasa ini akan beberapa kali lipat lebih menyenangkan jika aku menikmatinya bersamamu, Ungu. Kita pasti akan bercanda tawa membelah angin malam. Dengan tanganku yang menyelinap di saku jaketmu, Ungu. Alibinya untuk menahan dingin. Ah Ungu, mengapa sulit sekali melupakanmu ?


Category: 0 komentar

Jika kau cintai dua orang dalam satu waktu.

"Jika kamu mencintai dua orang dalam satu waktu, maka pilihlah yang kedua. Karena jika kamu benar-benar mencintai yang pertama, kamu tidak akan menghadirkan yang kedua." ~ Anonim

Aku percaya ini dan ini yang aku lakukan. Meskipun pada akhirnya tidak keduanya. :)
Category: 0 komentar

All about us. :))

Semua ini menjadi tampak konyol. Kau mengenalku, aku mengenalmu. Kita dekat. Kita maniak TTS. Ketika kau gagal mengisi TTS, aku yang memecahkannya. Ketika aku pindah kos, kau bilang janji akan menemaniku belanja. Saat aku sudah benar-benar pindah, kau menepati janji. Kita berbelanja bersama. Kamu jemput aku di terminal. Kita jajan somay. Aku nuker somay gara-gara pedes. Kamu ajak aku ke money changer. Kita jajan soto. Kita jajan apa aja sih ? Kok kayanya kerjaan kita jajan terus. Haha.

Ketika kemudian hari-hari menjadi makin romantis. Tiduran bareng. Minum segelas berdua. Jalan-jalan sore. Makan kawi suap-suapan. Ujan-ujanan bareng. Cubit-cubitan. Aaaaaak !!! Pengen teriak kalo inget satu per satu deh. Udah kaya surat Al-Fatihah aja kalo soal kenangan tentang kamu. Hapal di luar kepala.

Ah, yang paling konyol pas hujan itu. Yang kita tiduran tapi bawaannya mukanya sama-sama mikir lama. Ternyata yang dipikiran sama. :))

Aku pacaran bukan cuma sekali. Kamu, salah satu yang spesial karena bisa bertahan dalam memoriku sangat lama. Aku tidak suka mengingat. Tapi mengingatmu, adalah salah satu momen terindah yang selalu aku ulang. Mengingatmu adalah hal yang paling menyenangkan (sekaligus menyedihkan), setara dengan hobby-ku mengenang masa SMA-ku dan band yang dulu selalu membuatku bahagia. Bahkan kenangan tentang mantanku tidak sehebat ini menempel di otakku. Aku sudah lupa detilnya. Yang denganmu, masih aku simpan detilnya. Detilnya sering berkelebatan di mimpiku lagi beberapa minggu ini. Seperti roll film dokumenter yang diputar live di beberapa bagian saja. Sepotong-sepotong. Tapi begitu bangun, sukses bikin aku kangen berat (lagi) sama kamu. 

Entah kapan butiran huruf di blog ini menuliskan sesuatu yang "asalnya" bukan dari kamu. Bukan dari inspirasi dan kenangan tentangmu. Sudah kutulis puluhan kali, tapi rasanya belum habis juga. Belum habis rinduku, belum habis rasa untukmu, Ungu. :))
Category: 0 komentar

romeo

Dear Romeo,
Sudah teramat lama aku tidak menulis surat untukmu. Bukan karena aku lupa, atau ada orang lain di lubuk hatiku ini. Aku sedang menunggu waktu yang tepat, ketika rindu menggelegak tumpah ruah tak terbendung lagi. Surat yang kutulis saat rindu, adalah surat yang nantinya akan menyentuh hatimu ketika kau membacanya.

Setelah hari-hari indah kita, setelah cinta kita yang tersemai rapi di bilik jiwa, aku tahu memang kau orangnya. Tanpa ragu lagi. Tidak ada yang mengenalku sebaik engkau. Tak ada yang mencintaiku sedalam engkau. Dan tak ada yang membuatku amat takut kehilangan, kecuali engkau.

Pemroklamiran cinta kita memang complicated. Itu merubah segalanya. Merubah cara pandangku, merubah masa depan kita berdua. Ya, karena kita berbeda tentu saja. Entah apa yang membuat kita nekat mengambil jalan ini. 
Category: 0 komentar

Dialah pria terbaikmu. :)


Carilah seorang pria yang memanggil mu cantik, bukan hot / sexy...
Yang menelepon kembali ketika kamu menutup telpon...
Yang mau tiduran di bawah bintang dan mendengar detak jantungmu...
Atau mau tetap terbangun untuk melihatmu tidur...

Tunggulah seorang laki-laki yang mencium dahimu...
Yang mau memamerkan dirimu pada dunia ketika kamu sedang keringatan...
Yang menggenggam tanganmu di depan teman-temannya...
Yang menganggap kamu tetap cantik tanpa riasan...

Seseorang yang selalu mengingatkan kamu, betapa besar kepeduliannya padamu...
dan betapa beruntungnya dia memilikimu...
Seseorang yang berkata pada temannya: dialah orangnya…
Category: 0 komentar

Akankah ada jalan untuk.....kembali padamu ?

Entah apa yang terjadi. Belakangan ini aku sering terjaga sekilas di tengah tidurku. Beberapa malam aku merasakan hal yang sama. Aku merasakan kau datang mengunjungiku. Haha. Konyol bukan ? Karena sudah lama sekali kita tidak bertemu. Terakhir kali kita bertemu secara official 25 Januari lalu. Sudah lama sekali....

Aku sering terjaga. Aku melihatmu samar-samar di kamarku. Aku melihat kamu memegang mainan Naga kertas yang kau buatkan untukku. Aku melihatmu memandangi burung kertas di atap kamarku. Kemarin malam aku merasa kau datang dan melemparkan jaket yang pernah aku berikan padamu. Aku merasa kita amat jauh, aku merasa kau sangat benci padaku. Ya, aku tahu itu bukan sekedar perasaanku. Memang begitu adanya. Kita jauh dan kamu benci padaku. :)

Aku berutang budi karena kau sudah memperbaiki bagian hatiku yang rusak. Aku butuh kesempatan kedua, butuh keyakinanmu untuk memperjuangkan "kita", bukan sekedar memperjuangkan aku. Aku butuh niat yang kau tunjukkan. Aku butuh sisi "pria"mu, bukan sisi cowokmu. Aku butuh bukti kalau kamu siap meledakkan apapun itu yang menghalangi jalan kita. 

Tapi kau juga berutang padaku. Untuk semua malam dan mimpi burukku. Untuk setiap tetes airmata. Untuk setiap usaha yang kulakukan untuk bersamamu, sekali, sekali, dan sekali lagi. Untuk setiap harapan yang aku buat tapi kamu bilang "tidak ada harapan". Untuk semua "hello" yang kamu jawab "goodbye". Untuk semua rasa rindu yang membuatku sedih. Untuk semua percakapan yang aku mulai dengan manis dan kau akhiri dengan ketus. Untuk semua hari-hari kita yang harusnya masih ada tapi sudah kau tiadakan.

Tiap malam disela doaku, aku hanya mohon, "Tuhan, hapuskan dia dari ingatanku. Hilangkan rasa rindu yang kurasa padanya, jika ia memang seharusnya tidak bersamaku. Jika tempatku di sisinya, tunjukkan jalanku untuk kembali padanya. Semoga ia sehat dan bahagia disana. Amin."

Kendati sedang rindu, kendati sedang benci, doaku tak pernah berubah. Karena rasa benciku padamu tak pernah bertahan lebih dari beberapa ratus kedipan mata saja....

Semoga kau sehat dan bahagia disana. :)

Category: 0 komentar

I'm not moving.

"A man (girl?) who can be moved".

'Cause if one day you wake up and find that you're missing me..
And your heart starts to wonder where on this earth I could be..
Thinkin maybe you'll come back here to the place that we'd meet..
And you'll see me waiting for you on the corner of the street..
So I'm not moving, I'm not moving.. 
Category: 0 komentar

Masih sama.

Yang aku tahu, aku membayangkanmu setiap aku membuka mata di pagi hari.
Yang aku tahu, aku membayangkanmu setiap aku hampir terlelap. 
Yang aku tahu, aku mengingatmu di setiap waktu luang dan tak luangku.
Yang aku tahu, sebentar-sebentar aku mengingatmu.

Aku tidak mengharap banyak, karena siapa aku ?
Apa hakku hingga aku bisa menuntut padamu ?
Aku hanya menjalani hari.
Dulu, dengan ucapan selamat pagimu, ketika aku membuka mata.
Ditutup dengan suara malaikatmu di malam hari, yang mengalun di telingaku ketika aku akan menutup mata.

Sekarang masih sama.
Masih kamu pembuka dan penutup hariku.
Dengan bayangan wajahmu yang melintas di imaji, ketika aku membuka mata.
Dilengkapi dengan bayangan wajahmu (lagi) di malam hari, yang mampir ke dek kenangan dalam otakku, ketika aku akan menutup mata.

Sudah puluhan, mungkin ratusan kali aku bilang "Aku benci kamu".
Sudah berulang kubilang "Aku selesai denganmu".
Nyatanya ? Sampai hari ini semuanya masih berbau "Kamu".
Masih penuh seluruh tentang "Kamu".

Apa namanya kalau sebentar benci, kemudian sebentar selanjutnya rindu ?
Apa namanya kalau sebentar aku berniat mau melupakanmu, selanjutnya aku ingat lagi ?
Apa namanya kalau aku hapus nomermu, tapi nyatanya nomermu sudah kuhapal luar kepala ?
Apa namanya kalau aku bilang kamu sudah berlalu, tapi mimpiku masih penuh denganmu ?

Ah, terbuat dari apa hatiku ? Terbuat dari apa hatimu ? Mengapa aku lebih memikirkan gengsi daripada langsung saja menelponmu ? Mengapa kau lebih mengutamakan benci ketimbang menjawab teleponku ? 

Tanya saja terus sama rumput, ah, jangan rumput. Disini ga ada rumput. Tanya saja sama asbes yang tertiup angin di atas kosan. Tanya sampai berbusa juga dia ga akan jawab.
Category: 0 komentar