Mungkin waktu memang membenciku...

01.09 AM. Sudah beberapa jam sejak kau berpamitan pulang. Sudah beberapa jam sejak tadi kita berjalan-jalan. Sudah beberapa jam sejak kau ambil fotoku dengan ratusan balon sabun yang beterbangan. Sudah beberapa jam sejak kau tertawa sambil keheranan karena aku ngotot mampir ke sebuah supermarket untuk membeli makanan kesukaanku, Koko Kruch. Ya, kau bilang aku seperti anak-anak...

Kalau kata ahli fengshui, unsur apiku terlalu besar. Ini yang membuatku susah sekali tidur. Cara terbaik mengatasinya dengan mengubah tatanan kamar. Tapi aku sendiri sangat menyukai tatanan kamarku sekarang. Meskipun orang-orang selalu bilang kamarku seperti taman kanak-kanak dengan banyak pernak-pernik dan hiasan berwarna super cerah di segala penjuru. Aku sangat menyukai kamarku. Di tengah-tengah semua waktu yang aku gunakan untuk terjaga, banyak yang terpikirkan...

Salah satunya tentang -apalagi kalau bukan- tentangmu. Aku selalu memutar ulang memori kita saat sedang terjaga. Tentang pagi kita, atau siang kita, atau sore kita, atau malam kita. Tentang pertengkaran sehari-hari kita. Tentang kenapa belakangan ini aku jadi sangat cepat emosi; sepertinya karena PMS. Tentang makanan dan tempat-tempat yang kita datangi. Ingatanku terbatas. Kadang aku gagal mengingat tiap detilnya. Yah, jika aku lupa beberapa detil tentang kita, tak mengapa bukan? Asalkan aku tidak lupa padamu. Hehe.

Aku merasakan sesuatu yang janggal. Sesuatu yang kadang kala mengganggu pikiranku. Tentang waktu. Ya, waktu. Aku merasa ada yang salah dengan waktu yang kita jalani. Aku berpikir, apakah ini hanya perasaanku atau memang begitu adanya yang terjadi? Apa yang membuat waktu begitu aneh sejak kau datang dalam hari-hariku? Kadang aku lelah memikirkannya, namun hal ini sangat-sangat menggangguku. Aku masih berpikir dan berpikir ulang. Apa yang salah? Salah satu dari kita kah?

Entahlah, aku merasa waktu memiliki sentimen pribadi kepadaku. Sepertinya waktu tidak begitu menyukaiku. Kau tahu kenapa? Karena rasanya tiap aku ada bersamamu, waktu selalu berlalu dengan terburu-buru. Nampaknya ia ingin segera memisahkanku darimu. Apa salahku padanya? Tak habis pikir aku dibuatnya. Tiap aku baru saja melihatmu, waktu sudah melompat ke angka dengan satuan lebih besar dari sebelumnya. Ke mana larinya 60 hitungan menit yang berada di antara angka 8 dan 9 malam ini? Kenapa tiba-tiba angka 6 sudah berubah menjadi angka 10? Lalu kapan jarum jam bergeser dari 10 ke 11? Aargghhhh...sangat menjengkelkan. Kadang aku berpikir, mungkin saja waktu tidak bermasalah denganku, tapi ia bermasalah denganmu sehingga ia tidak mau melihatmu lama-lama di dekatku? Buntu. Titik.

Jadi sekarang, aku akan tanyakan padanya langsung, pada waktu. 

"Hai waktu, apa masalahmu denganku hingga kau buat aku selalu sebentar saja bersamanya? Kau tidak menyukaiku? Apa salahku? Jawablah, tolong...."

Waktu diam saja. Ah....


NB : Jika aku teramat jengkel, mungkin aku akan berusaha keras menemukan sesuatu yang baru. Menemukan ukuran dan satuan waktu baru, yang lebih panjang dari satuan normal. Agar bisa bersamamu lebih lama. Aku tidak mau kalah oleh waktu. Tidak mau. 

source pic

Category: 1 komentar

1 komentar:

bang ghaniy mengatakan...

Gak cm km..akupun jg merasakan hal yg sama...itu akn terjdi ketika kita sedang bersama org yg kita sayangi dan kita cintai

Posting Komentar