Di sisiku. Aku ingin kamu, di sisiku.

Hari-hari berlalu. berlalu, menyisakan setumpuk tebal memori kita yang tak terhitung banyaknya. Hal baik, hal yang kurang menyenangkan, silih berganti hadir. Hal baiknya, ada kamu.

Aku tidak punya masalah sedikit pun dengan mimpimu. Aku hanya...kuatir. Ya, aku kuatir tentang yang akan terjadi. Begitu banyak apa, mengapa dan bagaimana yang menggema di kepalaku. Ini sangat menyakitkan, karena aku tak bisa menjawabnya. Yang aku tahu kau selalu mendapatkan yang terbaik, karena kau pangeran kesayangan semesta.

Sayang, aku tidak ingin kau berubah pikiran. Tentang semua rencana kita, tentang janji; baik yang terucap maupun tidak; di antara kita. Aku tak bisa bayangkan kehilangan pelukanmu. Aku tak yakin bisa mengagumi mata coklat lain, selain matamu. Aku tidak pasti apakah aku bisa menyukai aroma orang lain seperti aku tergila pada aromamu. Kau tahu, seberapa besar aku mencintaimu.

Nanti aku pasti benci bintang. Kau tahu kenapa? Karena kita berdua bisa melihat bintang yang sama, namun aku melihatnya sendiri, tanpamu. Kita melihat sesuatu yang sama, tapi tak bersama. Ironi.

Sayang, maafkan jika mungkin aku terlihat tak mengertimu. Aku bukan tidak mengerti. Aku hanya tidak ingin terbiasa dengan "ketidakberadaanmu" di sisiku. Aku ingin kau tetap di sini. Di sisiku. Hanya di sisiku...


Category: 0 komentar