Letter to God. No SARA. cuma curahan hati.

Tuhan, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menghujatmu. Sama sekali tidak. Aku tahu Engkau Maha Segala. Aku tahu Engkau Sebaik-baiknya Pembuat skenario kehidupan.

Tuhan, Kau tentu tahu aku mencintainya. Iya, dia. Samuel-ku. Aku tidak pernah meminta merasakan ini padanya. Aku tidak pernah ingin jatuh cinta padanya. Tapi Tuhan, Kau anugerahkan perasaan ini di hatiku, di hatinya, di hati kami. Kau buat dia menjadi pelangi dalam hari-hariku. Kau buat ia menjadi yang terindah yang pernah disaksikan mataku. Kau buat aku menyayanginya, Tuhan. Sungguh aku tak pernah minta.

Jika tak Kau ijinka
Category: 0 komentar

Romeo juga punya masa lalu. :)

Aku tahu, aku sadar siapa aku. 


Kadang mendengar kau dan masa lalumu membuat hatiku tergigit. Sakit, sedikit. Tentang dia, dia dan dia. Aku mendengarkanmu dengan senyum, dengan hati yang sedang ku bujuk-bujuk untuk tidak menunjukkan ekspresi tidak suka, dalam bentuk apapun. Aku harus tetap netral. Aku harus menjagamu tetap di zona nyaman "kita". Ya, karena aku tidak ingin kehilanganmu.



Aku sangat amar insyaf tentang keterjadian kita. Pun aku paham, apa arti dia yang sebelumku. Aku mengerti dan MEMANG HARUS mengerti. Bukankah tidak bisa digugat tentang siapa yang kau cintai sebelum kau bersamaku ? Ya, aku tidak bisa merubah segala sesuatu. Aku masih bisa bertemu kamu hari ini, adalah suatu anugrah. Jadi adakah gunanya meruntuk pertemuan kita yang kurasakan sebagai keterlambatan ?



Tidak. Harusnya aku tidak merasa bahwa ini keterlambatan. Tuhan tahu bukan, kapan saat yang tepat mempertemukanku denganmu ? Jika aku bertemu kamu sebelum ini, mungkin akan beda ceritanya. Jika kau bertemu aku yang dulu, mungkin lain ceritanya. Tapi terlepas dari semuanya, aku merasa beruntung dan berterima kasih pada Tuhan. Berterima kasih karena Ia mengirimkan kau untuk kukenal, untuk mengisi hari-hari, untuk membagi pelukan.



Aku tidak bisa disamakan dengan dia-mu yang lalu. Aku tidak akan bersaing dengan masa lalumu, karena dia punya tempatnya sendiri di hatimu. Aku tidak berharap banyak. Aku hanya berharap aku bisa memperbaiki hari-harimu, membuatmu tertawa bahagia dan memberimu senyum serta pelukan tertulus yang ku punya.



Karena cintaku buta. Tidak memandang siapa kamu. Karena cintaku tuli. Tidak mendengar apapun yang dikatakan orang tentangmu. Karena cintaku gila. Tidak terkontrol. Karena cintaku adalah kamu. 



NB : terima kasih untuk hari-hari indahnya. Berapa banyak hutang hari indah-ku sama kamu ? Semua begitu sempurna sejak ada kamu. 
Category: 0 komentar

Aku dan kau yang membuat hariku sempurna.

Aku menyayangimu. Aku tidak ingin kehilanganmu. 

Aku tahu hubungan kita istimewa, tidak normal. Tapi aku siap dengan apapun resikonya. Meski aku tahu akan sakit, aku tidak akan berhenti. Kau bilang "Mari bertahan", maka itulah yang akan benar-benar kulakukan.

Aku bahagia bersamamu. Hariku sempurna sejak ada kamu. Aku tidak tahu mengapa, aku hanya merasa lebih hidup. Aku merasa bermakna. Aku ingin menjagamu. Aku ingin memelukmu. Aku ingin bisa selalu memandangmu.

Aku tidak salahkan Tuhan atas yang kita jalani. Tuhan kita satu meskipun kita berbeda. Ini berat. Tapi aku tahu bahwa jodoh tidak akan pernah tertukar. Jika kau jodohku, maka siapa yang bisa pisahkan kita selain Tuhan ? Tidak ada.
Category: 0 komentar

Ini bukan tentang, ini lebih tentang. Kamu, Romeo.

Ini bukan tentang "aku mencintaimu karena..".
Ini lebih tentang "aku mencintaimu meskipun..".


Ini bukan tentang "sejak kapan aku mencintaimu".
Ini lebih tentang "aku hanya ingin bersamamu selalu, tanpa batasan waktu".


Ini bukan tentang "apa saja yang sudah kau miliki".
Ini lebih tentang "apa yang belum kau miliki dan apa yang aku bisa lakukan untuk membantumu berhasil mendapatkannya".


Ini bukan tentang "tidak ingin mencari masalah".
Ini lebih tentang "berusaha memposisikan diri".


Ini bukan tentang "apa alasanku ingin bersamamu".
Ini lebih tentang "entah bagaimana aku akan selalu menemukan alasan baru untuk tetap bersamamu, bahkan ketika orang lain tidak bisa temukan".


Ini bukan tentang "apa yang kau lakukan di masa lalu".
Ini lebih tentang "apa yang kau lakukan untukku dan bagaimana aku membalasnya dengan lebih besar".


Ini bukan tentang "tidak berani mengatakan apa yang tidak aku suka".
Ini lebih tentang "bagaimana mendewasakan diri, agar aku tidak kehilanganmu". :)


Ini bukan tentang "tidak peduli tentang riwayatmu".
Ini lebih tentang "sabar dan menunggu kau bersukarela menceritakannya karena kau percaya".


Ini bukan tentang "hadiah-hadiah atau kejutan yang beraneka".
Ini lebih tentang "bahagia hanya dengan melihatmu tertawa".


Ini bukan tentang "aku dan kamu".
Ini lebih tentang "menjadikan aku dan kamu menjadi kita".
Category: 0 komentar

Toleran = dewasa ?

Apakah semakin toleran orang, bisa dikatakan bahwa ia semakin dewasa ? 

Pikiran konyol sempat melintas barusan saja. Apakah ketika kita toleran, berarti kita sudah lebih dewasa menyikapi sesuatu ? Toleran adalah menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Bukankah ketika kita menyayangi seseorang, kita akan lebih toleran padanya ? Memberikan kelonggaran, pemakluman yang lebih untuk dia ? Selama toleransi yang kita berikan masih dalam batas wajar, tentu saja.

Ketika orang itu membuat suatu kesalahan yang, yah, kita anggap masih bisa diterima akal dan batas kewajaran, kita pasti akan bersikap toleran padanya. Kita akan memaafkan kesalahannya, menerima tindakannya, membiarkan perbuatannya, yang kita anggap masih dalam batas wajar untuk ditoleransi.

"Pernahkah aku toleran kepada orang lain ?". Itu yang masih aku pikirkan. Karena sejujurnya aku egoistis. Yang menjadi nomor satu hanya "aku". "Untukku", "milikku", "giliranku". Semuanya serba-ku. Tapi kenapa aku berbeda saat aku di dekatmu ?

Kau milikku, setidaknya itulah yang aku rasakan dalam hatiku. Kau milikku, setidaknya itulah yang aku tahu. Tapi aku tahu kau bukan saja milikku. Salahkah jika ada rasa "tak rela" saat kau bersamanya ? Kelirukah kalau aku menjadi merasa "aku bukan satu-satunya" untukmu ? Aku memang tidak tahu pasti apakah aku satu-satunya. Aku hanya tahu aku ingin kau selalu bersamaku. Selalu disisiku, menghabiskan waktumu denganku. Bukan dengan yang lain. Egoiskah aku ?

Sepertinya aku tidak pandai berbohong. Saat kau menemuiku, aku hanya tersenyum lebar. Tanpa kemarahan. Tanpa ekspresi tidak suka. Tapi hatiku sedikit, sedikit saja tergores. Sudahlah, aku akan mencoba mengerti (dan memang harus mengerti). Semoga nanti aku bisa lebih baik lagi. Kau tahu Romeo, aku tidak mau kehilanganmu. :)


Category: 0 komentar

Aku tahu aku akan mencintaimu, ketika kuintip kau dari nako kamarku.

"Aku bahkan sudah tahu aku akan mencintaimu. Hanya dengan melihatmu sepintas dari sela nako kamarku. Ya, saat itu hatiku bilang, aku akan mencintaimu. Dan apakah aku salah ? Tidak. Ternyata kemudian aku benar-benar mencintaimu".

Betapa uniknya sesuatu yang disebut sebagai "insting". Semacam indera ke-enam versi sederhana mungkin ? Yang bisa mendeteksi kemungkinan-kemungkinan di masa depan. Yang nyatanya, memang lebih banyak tepat. Hanya kadang diabaikan karena dianggap tidak masuk akal.

Aku bisa merasakan kapan aku "akan" jatuh cinta pada seseorang. Pada pertemuan pertama, atau pun pada pandangan sekilas saja. Memang kadang merepotkan, karena dengan adanya rasa "akan" mencintai itu, aku mulai memikirkan semua aspek yang akan terjadi ketika aku akhirnya benar-benar masuk tahap mencintai. Rumit. 

Kau boleh tidak percaya. Kau boleh bilang aku bohong. Aku hanya tahu aku jatuh padamu. Tanpa indikasi, tanpa awalan. Tiba-tiba. Bisakah cinta datang dalam satu kedipan mata saja ? Entahlah. Aku hanya tahu aku ingin bersamamu lebih lama. Selama yang aku bisa. Selama kau mau ada di sisiku. Dimana terjemahan "selama" yang aku maksud itu adalah "sampai maut memisahkan kita".

Aku tahu aku sudah menyakitimu. Maaf untuk itu, aku benar-benar menyesal. Aku hanya bisa memelukmu sebagai ungkapan rasa bersalah. Aku tahu kau sadar betapa menyesalnya aku. Tapi atas semua yang terjadi, aku tidak akan menuntut apapun. Aku sudah cukup dengan baumu yang tertinggal di bajuku. Aku sudah cukup dengan senyummu yang manis. Aku sudah cukup dengan kehangatan genggaman tanganmu. Aku sudah cukup melihat punggungmu dari belakang ketika kau sedang belajar. Aku sudah cukup dengan semua tatapan dalam dan pelukanmu. Aku mencintaimu. Itu saja. 


Category: 0 komentar

Ah, Romeo.

Pagi baru saja menjelang. Dingin, menusuk. Membeku, seperti isi tempurung kepalaku.

Bukankah insting tidak pernah salah ? Ya, insting tidak pernah salah. Sejauh ini. Aku hanya tidak percaya ini terjadi lagi. Cinta ? Atau rasa yang melintas dan tak bertahan lama ?

Kau datang begitu cepat. Kau mengambil hatiku tanpa aku sadari. Ah, harusnya aku tidak memberimu kesempatan. Aku takut nanti akan seperti kisah masa lalu. Hanya membuat luka lama terbuka dan bernanah lagi. Tapi aku bisa apa ? Aku ingin bersamamu.

Romeo, harus kubawa kemana rasa suka yang menggila ini ? Orang lain bisa memberikan segala macam kado manis dan bunga. Aku menolak semuanya. Aku bertahan, tanpa tergoda. Tapi kamu ? Hanya datang dengan sebotol minuman vitamin C saat aku sedang tidak begitu sehat, dan kau membuatku bertekuk lutut. 

Romeo, kenapa ? Kenapa aku jadi amat menginginkanmu ?


Category: 0 komentar

My phone partner. My heart partner.

Ni maeumeul naege boyeojwo
Ni bimireul naege malhaejwo
Geu sarangeul naege boyeojwo
Geu jinsimi naegen jungyohae
Aaaaaaaaa aaaaaaaaa
Aaaaaaaaa aaaaaaaaa

Baramcheoreom - mundeuk bureoon
(sa) 3 choganui jjarbeun immatchum
Bitbangulcheoreom - mundeuk naeryeoon
Suhwagi neomeoui useumsori
Aaaaaaaaa aaaaaaaaa

Baramcheoreom mundeuk bureoon
Huhouro gadeuk chan nae gaseum
Seuseuro sangcheo ibeun meongcheongi
Suhwagi neomeoui chimmungmani

Ni maeumeul naege boyeojwo
Ni bimireul naege malhaejwo
Geu sarangeul naege boyeojwo
Geu jinsimi naegen jungyohae
Aaaaaaaaa aaaaaaaaa
Aaaaaaaaa aaaaaaaaa

Show me your heart
Tell me your secrets
Show me that love
That genuinity is important to me

Like the wind, it suddenly came
That 3 second, short kiss
Like the rain drops, it suddenly came
Your laugh over the phone

Like the wind, it suddenly came
My heart that was filled with regret
I’m a fool who put on my own scar
Over the phone, I only hear silence

Show me your heart
Tell me your secrets
Show me that love
That genuinity is important to me



Sudah menjelang subuh. Aku teringat kamu lagi. Aku tahu ini hukuman yang pantas untukku. Aku tahu kau pantas memperlakukanku dengan tega seperti ini, bahkan ini pun belum cukup membayar sakit hatimu yang aku sebabkan. Kau tahu, bahwa aku tidak pernah bermaksud menyakitimu. Kau begitu berharga dan karena itulah aku mempertahankanmu mati-matian. Aku berusaha membuka semua jalan yang bisa ku buka, mencari semua cara yang bisa kupikirkan. Tapi memang mungkin kau sudah memotong tali yang pernah menghubungkan hati kita.

Tidak ada yang bisa menggantikan suaramu mengantarkan tidurku, hingga hari ini, dan aku memang tidak mencari pengganti. Tempatmu tetaplah disitu, tak akan berubah. Tempatmu di sisi pembaringanku, di separuh selimut dan bantalku. Tempatku di sisi pembaringanmu, melekat di pundak kirimu, dengan tanganmu dalam genggamanku. Aku tidak bosan mengenang hari itu. Hingga hari ini. Hitunglah hari, sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu. Kau pasti sudah lupa. Tapi aku memiliki fotomu, tidak hanya di laptopku, tapi juga di pikiranku. Yang bisa kulihat setiap aku menutup mataku.

Aku pernah mencoba meminta kesempatan, dan kau tahu aku serius dengan itu. Tapi cinta bukan saja tentang hatiku. Ini tentang hatimu juga. Lantas apa yang bisa ku lakukan jika kau berkata, "Aku tidak bisa" ? Aku hanya tercenung dan memutar ulang hari-hari lama kita. Hanya itu yang aku bisa. :)
Category: 0 komentar

Satu kali saja.

"Boleh aku minta satu pelukan saja ? Satu pelukan di ujung malam usai kita menjelajah Jogja, seperti yang pernah kau janjikan untukku, dulu (?)".
Category: 0 komentar

Lelah.

Kangen ? Makanan sehari-hari. Sampai tumpe-tumpe saking tiap hari makan kangen. Kenyang makan kangen. 

Sepertinya selama hidup belum pernah kejadian kaya begini. Pengendalian, kontrol, semua kacau. Pernah merasa ini sudah berlalu, tapi lalu semua kembali seperti semula. Terlalu dalamkah ini ? Ah !

Aku hanya tidak mengerti bagaimana caranya pergi, atau sekedar lupa saja. Aku melihat percakapan lama kita di twitter. Aku benar-benar senang bersamamu. Kenapa sih, kenapa kamu pergi gitu aja setelah kamu ajak aku kenalan dan aku butuh kamu di deketku ?

Kamu bikin semuanya lebih baik, tapi lalu kamu bikin semuanya lebih kacau. Dari sebelumnya. Menurutmu aku harus gimana ? Aku mencoba meletakkan arah ke arah yang aku rasa lebih benar, untuk memperbaiki yang sudah aku buat kemarin-kemarin. Tapi kamu merasa itu bukan arah yang benar. 

Aku cuma pengen ini semua selesai. Tidak harus ingat tentang kamu. Karena jujur saja aku lelah. Aku lelah terus-terusan mengingatmu.

Orang-orang bisa bilang aku gila waktu aku bilang aku pengen sama kamu lagi. Orang-orang boleh banget bilang aku stres pas aku bilang aku sayang sama kamu. Orang-orang boleh bilang apa aja, boleh heran kenapa aku tergila-gila sama kamu. Yang aku tahu, aku pernah salah dan aku pengen sama kamu. Tapi aku ga tau lagi gimana caranya.

Tentang telepon tiap malam, bbm yang pending; ku bilang "yang sabar tunggu bbm masuk", dan kamu bilang "iya, semoga diberikan kesabaran dan diterima di sisimu", tentang kamu yang sering ninggalin aku tidur, tentang kamu yang bilang aku tarzan. 

Aku mohon....jangan buat ini semakin sulit untukku. 

NB : Aku kangen hujan deras. Dan pundakmu. Dan genggaman tanganmu.


Category: 0 komentar

I just missing you.



I just officially missing you. :')
Category: 0 komentar

Kenanganmu, panjang umur.

Tengah malam dengan suasana yang berbeda. Suara Pitbull dengan music nge-beat berdebam. Ya, mengguncang malamku. Serasa berada di pusaran dimensi lain yang amat asing. Aku kacau. Benar-benar kacau.

Musik memang menggila. Tapi hanya masuk ke telingan kanan dan keluar lewat telinga kiri. It's so not me, right ? Aku merindukan seseorang di tengah suara-suara yang menggila. Aku merindukan"nya". Tepat di saat aku sudah berjalan jauh, nyaris lupa padanya. Tapi ini berulang, circle-nya berputar-putar saja. Hanya sampai pada "nyaris lupa". Yang berarti tidak benar-benar lupa.

Puzzle hidupku berceceran lebih banyak dari sebelumnya. Masalah datang silih berganti dan aku tidak tahu harus hadapi yang mana dulu. Ini sulit, karena aku sendiri. Tidak ada pundak, tidak ada tangan yang menahan, bahkan tak ada kata-kata motivasi. Aku sedang tersesat. Harus kemana aku ?

Sampai lelah aku tanyakan "kenapa?" kepada diri sendiri. Aku tahu diri. Aku tidak akan mengejarmu. Rindu tidak cukup dijadikan alasan untuk mencoba menembus tembok "kamu dan aku". Hah ! Sungguh menggelikan karena yang ada "kamu dan aku". Bukan kita. Tuhan benar-benar tahu cara menghukumku.

Aku sudah sangat keras mencoba, dan masih mencoba menutup buku kenangan kita. Tapi entah kenapa ini rasanya tidak pernah berubah dan tidak pernah berakhir. Aku mulai menutup bukunya setengah, lalu kau datang tiba-tiba membuka bukunya terhampar di depanku. Kapan aku bisa lupa kalau begini caranya ?

Satu kalimat saja dan kau berhasil menghancurkan lagi pertahananku. Beri tahu aku bagaimana caranya menghapusmu. Beri tahu aku sekali saja.

Kamu mungkin bisa saja mati besok. Tapi kau tahu, aku sangat yakin kenangan tentangmu bahkan berumur lebih panjang dari pada kamu.

NB : Haruskah kumohon padamu, untuk kita tetap bersama ? Haruskah aku memohon padamu untuk bersedia mengulang hari-hari sederhana tapi berwarnaku yang pernah kau hadirkan ? Apa dosa kalau aku hanya minta, "Tetaplah menjagaku, tersenyum untukku, membagi tawamu, bersamaku." Tidak tahukah kau, bahwa senyummu berharga, bagiku ?

Bahkan ketika itu hanya berbentuk sebuah "titik dua" dan "kurung tutup" yang kau kirim ke ponselku.

Category: 0 komentar