Sore berhujan dan siomay Kang Cepot.

Sore itu cukup dingin. Bukan karena hujan barusan melintas. Namun lebih karena para angin terus bermain kejar-kejaran dengan kecepatan di atas biasanya. Membuat cuaca amat dingin.

Tapi kau dengan setengah memelas mengatakan bahwa kau lapar, kau ingin segera makan sesuatu. Lalu kita berdua nekad menembus angin, membayangkan warung siomay kesukaan kita. Lewat jalan tikus yang aku bahkan gak pernah lewati, kita sampai di tempat kita biasa makan siomay. Kau pesan cukup banyak, mengingat kau sudah kelaparan karena belum makan dari pagi.

Sambil makan kita mengobrol santai. Kita membahas tentang sesuatu lalu kita mulai berdebat kecil. Dengan ringan kau bilang, "Setuju atau tidak, sependapat atau tidak, gak ada yang bisa kasih tahu kamu. Kamu gak akan dengerin". Aku cuma tertawa mendengarnya.

Setelah tawaku terhenti, aku hanya berpikir. Kenapa kita tidak bisa bersama jika kau sebenarnya satu-satunya orang yang benar-benar paham tentang aku ? Kau bisa menjelaskan tentang aku dengan pandangan yang netral dan tepat, bahkan ketika orang lain susah menjabarkanku.

Setelah makan, kau mengajakku memutar kota, menuju ke salah satu sentra komputer dekat sebuah pusat perbelanjaan yang disebelahnya berdiri restoran ayam terkenal. Kita menuju kesana sambil menikmati sore. Kau katakan bahwa sebentar lagi akan ada acara di daerah sentra wisata di kota ini. Kau ajak aku untuk kesana jika acara itu sudah dimulai. Aku hanya menjawab, "Boleh juga". Kau lajukan motor dengan pelan, menikmati sore lagi, seperti yang dulu pernah kita lakukan selalu setiap hari. Aku tahu kau suka ini. Kau suka sore, kau suka jalan yang dibasahi air hujan. Yang paling kau suka adalah karena aku duduk di boncengan motormu. :))

NB : Aku belum temukan nama untuk "kita". Aku tidak mau pikirkan. 
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar