Yudhiters.

    Just another night. Aku tidur lebih awal, entah apa sebabnya. Tapi seperti biasa, terbangun lagi tepat pada shift pergantian hari. Sepertinya aku akan terjaga sampai pagi, lagi.


  Hari ini mungkin tak jauh berbeda dari hari-hari biasanya. Ada kau yang datang menemuiku, membawakanku sesuatu. Seperti yang selalu kau lakukan. Hari ini kau bawakan aku cimol dan kentang. Ya, aku sangat menyukainya. Aku tahu kau juga suka. Kita memakannya berdua, kau sesekali menyuapiku. Aku selalu suka caramu memanjakanku. Aku suka.

    Lalu aku mulai bertanya apakah kau sayang padaku. Kau bilang, "Tidak," sambil kemudian melirikku dengan gemas. Kau lanjutkan, "Tentu saja sayang. Masih kurangkah yang aku lakukan untuk membuktikan bahwa aku sayang padamu?". Aku tidak menjawab. Hanya menatapmu sebentar, kemudian memelukmu. Aku berujar dengan lirih, "Aku takut kau bosan padaku. Aku tidak ingin kehilanganmu". Kau memelukku lebih erat. Ah, aku tahu. Aku percaya bahwa kau takkan bosan. Setidaknya untuk yah, kurang lebih, 93 tahun ke depan.

    Aku bukanlah yang "ter". Tercantik, terbaik, terpandai. Tapi aku ingin menjadi seseorang yang bisa membuatmu merasa nyaman. Mungkin, aku akan belajar mengerem aktivitas bibirku yang hiperaktif. Nyerocos terus dan mengomel sampai kamu bisa menirukan omelanku. Mendengarkan semua ceritamu, menghapus air matamu, memberikan semangat di saat kau merasa lelah;atau kalah. Aku tidak peduli ada siapa di luar sana. Seburuk apapun hariku, aku selalu merasa lebih baik ketika bersamamu. Untukku, kau terbaik. Kau tidak pernah kalah. Oleh apapun. Oleh siapapun. You're my idol, you're my hero, cause I'm Yudhiters. Such a crazy fan of you. (:

    Aku berharap kita bisa bersama, bertemu, berbagi hari, tertawa bersama, sebanyak yang bisa kita lakukan. Sebelum nantinya hari itu datang, dimana aku harus pergi untuk sementara waktu, mengejar mimpi orang tuaku, mimpiku, membangun mimpi kita. Tidak, aku tidak pergi untuk selamanya. Jarak bukan sesuatu yang membuatku takut. Membuatku sedikit cemas, iya. Aku tidak akan bisa menggenggam tanganmu, menikmati pelukanmu, mendengar merdu suaramu sesering yang kita biasa lakukan. Tapi kau tahu aku akan pulang, aku pasti pulang, kembali ke pelukanmu. 
Karena seperti yang (mungkin) sudah kau tahu, pelukanmu adalah rumah keduaku, setelah rumah ibuku. 


                         




Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar