Malam masih sama seperti beberapa minggu terakhir. Dingin membeku, menusuk sampai inti sumsum tulang. Membuat waktu terasa makin panjang untuk dilalui. Terasa makin lambat detik berjalan...
Aku sendiri tidak mengerti apa yang salah. Makanan yang kumakan ? Minuman yang kuteguk ? Ataukah obat yang kutenggak ? Entahlah. Aku merasa ada yang hilang, di sini, di hatiku, saat terpisah darinya. Ya ya ya. Aku tak tahu apa yang orang-orang pikirkan saat perilaku ku menjadi begitu aneh. Setidaknya, sebagian dari mereka bertanya, kenapa. Aku jawab aku rindu padanya. Mereka bilang aku gila. Ya. Mereka bilang aku gila. Bah !! Bisanya mereka bilang begitu !! Memangnya mereka pikir mereka sia.... Atau mungkin aku memang sudah gila..... ????
Mungkin aku (terlalu) terbiasa melihatnya. Hampir setiap hari. Dalam rentang waktu lebih dari 5 jam. Lalu tetiba aku tidak bisa memegang tangannya. Atau mencubit pipinya. Atau memeluknya. Atau; yang paling aku suka; membaui aromanya yang membuatku begitu nyaman di sisinya. Aku tidak terbiasa dengan ke-alpa-annya dari hari-hariku. Salah satu standar pengukur normal hariku adalah "dia", "keberadaannya". Ketika dia tak ada, aku merasa sangat tidak normal. Sangat-sangat tidak normal. Sangat amat tidak normal (Maaf untuk pengulangan tidak normal yang cukup banyak. Harap maklum, karena aku sepertinya memang sedang tidak normal).
Merindukannya dalam waktu singkat memang memabukkan, indah, menyenangkan. Tapi jika dalam waktu panjang, uhm...sepertinya kurang nyaman. Aku jadi kehilangan mood, sejak pagi, sejak membuka mata. Aku merasa moodku berhamburan, aku menjadi luar biasa temperamen. Aku jadi mudah marah, pada siapa pun dengan kesalahan sekecil apapun. Ah, aku benci perasaan ini. Ingin kuhapus atau kuganti saja kode enkripsinya. Tapi bahkan menemukan tombol resetnya pun aku tak mampu. ah, dimana tombol resetnya ??
Susah tidur juga menjadi salah satu gejala rindu yang tak tahu aturan ini. Dengan seenaknya rasa ini menyabotase jam tidurku. Membuatku terjaga sepanjang malam. Bahkan ketika aku bisa tidur pun, ia membuatku bermimpi yang menyeramkan, atau membuatku tidak bisa tidur nyenyak. Seperti kemarin malam, aku hanya ingat aku bermimpi melihat orang terjatuh dari lantai atas sebuah gedung. Ya, terus saja membuatku tersiksa. Dalam keadaan terjaga, aku tersiksa. Merindukannya, memikirkannya. Dalam keadaan tidur pun aku (masih) tersiksa. Rindu, sebenarnya apa maumu ?
Lalu, entahlah. Aku hanya tak tahu apa ini atau mengapa begini. Aku hanya tahu aku rindu dia.. Aku ingin segera meringkuk di pelukannya, lagi...
NB : Ada baiknya jangan ada yang mendekat ketika aku sedang rindu padanya. Dikuatirkan bisa jatuh korban jiwa.
0 komentar:
Posting Komentar