Perubahan hidupmu, mungkin juga hidupku....

...selalu ada yang berubah karena hidup itu dinamis. Tidak semua perubahan menyenangkan. Tidak semua perubahan sesuai dengan keinginan. Mau tidak mau, suka tidak suka, perubahan itu sesuatu yang tidak perlu lagi bukti, karena perubahan itu PASTI terjadi

Duniaku berubah karena ada kamu. Mungkin bisa dibilang sangat jauh berubah karena kamu. Semuanya jadi serba K-A-M-U. Pagi, siang, sore, malam. Mungkin yang aku pikirkan cuma kamu. Haha. Agak berlebihan. Tapi aku hanya tahu hari-hariku penuh dengan kamu. 

Aku tahu akan ada perubahan yg terjadi sebentar lagi. Perubahan dalam hidupmu, yang (mungkin) mempengaruhi hidupku. Tidak, aku senang dengan perubahan ini; karena seperti katamu; "One step closer". Aku bersyukur puasa yang kulakukan tak sia-sia. Aku yakin kau mengerti apa yang aku pikirkan, apa yang ku takutkan dari ini semua. Konyol memang, tapi aku juga tak tahu mengapa aku merasa begini. Aku hanya takut.....kehilanganmu.

Banyak pertanyaan yang sering muncul dalam otakku. Seperti "Apakah kita masih bisa seperti dulu ?", "Apakah hari-hari kita masih bisa sepanjang dulu ?". Lalu ada juga semacam "Apakah aku akan tetap menjadi satu-satunya di hatimu, sedangkan di luar sana nanti akan ada banyak orang yang lebih dariku ?". Lebih dari itu semua, aku sering bertanya-tanya "Apakah kau nanti akan tetap punya waktu untuk bersamaku, memeluk dan memanjakanku ?". Kadang, aku hanya ingin menjalani tanpa bertanya. Tapi aku tak bisa. Aku belum bisa...

Mungkinkah aku phobia pada kesepian ? Atau aku terlalu mencandu pelukmu ? Atau parahnya, keduanya ? Entahlah. Aku hanya merasa waktu 12 jam sekalipun akan berjalan 12 menit saat bersamamu. Sebaliknya, 12 menit tanpamu, akan menjadi 12 jam berlalu. Setiap kau tidak disini, aku merasa "sinar" dalam diriku hilang. Ya, aku redup. Tanpamu. 

Untuk setiap tawa sederhana kita, aku sungguh bahagia. Seribu kali kau panggil aku "bodoh"-pun, aku tak akan marah. Aku tahu itu hanya caramu menggodaku. Seratus kali kau mencubit pipiku, aku tak keberatan. Aku mengerti itu kau lakukan karena kau amat gemas padaku. Sejuta kali pun kau terlelap lebih dulu dan meninggalkanku terjaga, aku akan mengerti. Karena aku sayang kamu. 

Malam ini, kau berbeda. "Seperti menancapkan bendera merah putih di puncak Merbabu. Merdeka !!", katamu tadi. Ya, kau akan segera merdeka, sayang. Kau pasti sangat bahagia, aku pun. Aku tidak ingin kehilanganmu,sayang. Kau tak tahu, berapa lama waktu aku habiskan untuk menunggumu datang. Melacak keberadaanmu yang terselip di antara kerumunan manusia yang bernafas di muka dunia. Kau tak tahu berapa liter air mata yang harus kubuang, tersakiti oleh orang-orang yang salah sebelum kau datang. Tapi berliter air mataku adalah jumlah yang pantas. Itu harga yang harus kubayar untuk menebus pertemuanku; denganmu; separuh diriku yang lain...

Nanti setelah hari-hari barumu dimulai, masih ada waktu untuk "kita" kan ? Aku harap masih. Meskipun itu sekedar untuk makan seplastik kacang rebus, berdua, sambil berdebat tentang apapun, tanpa ada habisnya...



NB : Tentang caramu membujukku, kau harus ajarkan itu pada anak kita (nanti). Anak kita nantinya pasti akan sangat bandel. Bagaimana tidak ? Apapun kesalahan yang ia buat, ia tahu bagaimana cara meminta maaf pada ibunya. Tahu bahwa dengan cara itu, ia akan selalu dimaafkan. Persis ayahnya.



Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar