Aku tahu, aku sadar siapa aku.
Kadang mendengar kau dan masa lalumu membuat hatiku tergigit. Sakit, sedikit. Tentang dia, dia dan dia. Aku mendengarkanmu dengan senyum, dengan hati yang sedang ku bujuk-bujuk untuk tidak menunjukkan ekspresi tidak suka, dalam bentuk apapun. Aku harus tetap netral. Aku harus menjagamu tetap di zona nyaman "kita". Ya, karena aku tidak ingin kehilanganmu.
Aku sangat amar insyaf tentang keterjadian kita. Pun aku paham, apa arti dia yang sebelumku. Aku mengerti dan MEMANG HARUS mengerti. Bukankah tidak bisa digugat tentang siapa yang kau cintai sebelum kau bersamaku ? Ya, aku tidak bisa merubah segala sesuatu. Aku masih bisa bertemu kamu hari ini, adalah suatu anugrah. Jadi adakah gunanya meruntuk pertemuan kita yang kurasakan sebagai keterlambatan ?
Tidak. Harusnya aku tidak merasa bahwa ini keterlambatan. Tuhan tahu bukan, kapan saat yang tepat mempertemukanku denganmu ? Jika aku bertemu kamu sebelum ini, mungkin akan beda ceritanya. Jika kau bertemu aku yang dulu, mungkin lain ceritanya. Tapi terlepas dari semuanya, aku merasa beruntung dan berterima kasih pada Tuhan. Berterima kasih karena Ia mengirimkan kau untuk kukenal, untuk mengisi hari-hari, untuk membagi pelukan.
Aku tidak bisa disamakan dengan dia-mu yang lalu. Aku tidak akan bersaing dengan masa lalumu, karena dia punya tempatnya sendiri di hatimu. Aku tidak berharap banyak. Aku hanya berharap aku bisa memperbaiki hari-harimu, membuatmu tertawa bahagia dan memberimu senyum serta pelukan tertulus yang ku punya.
Karena cintaku buta. Tidak memandang siapa kamu. Karena cintaku tuli. Tidak mendengar apapun yang dikatakan orang tentangmu. Karena cintaku gila. Tidak terkontrol. Karena cintaku adalah kamu.
NB : terima kasih untuk hari-hari indahnya. Berapa banyak hutang hari indah-ku sama kamu ? Semua begitu sempurna sejak ada kamu.
0 komentar:
Posting Komentar