Sajak elegi rindu. Untuk Unguku.

23.00


selaksa rindu bersarang di bilik dada
bermilyar butiran rindu untukmu
menimbun celah-celah yang kujadikan ruang menghela udara
membuatku sesak, merampas seluruh oksigen di alveoliku

kau reflektor diriku yang paling nyata
kau satu yang paham kehendak dalam sukma
namun kini, entah kemana sudah kau tiada
tak dapat lagi kudengar kau tertawa

aku berupaya mengikis rinduku yang kian menggila
menghalau debu-debu kemayaan hadirnya lakumu
menepis buih-buih gelisah yang makin kentara
meredam hasrat menikmati hangat pelukmu yang berkecamuk memburu

aku sangka aku nadim-mu dan begitu pun sebaliknya
equilibrium yang aku damba, sudah habis masa kita untuk meraihnya
aku mafhum jikalau kau kini menafikan keterjadian kita berdua
ini nadir kita, tempat kita melepaskan semua asa

bukan inginku meretas jalinan yang tersemai
ku sematkan salam rinduku pada lajur bayu menggulung senja
kendati pun paham, rasaku padamu tiada akan terurai
cintaku padamu akan menjadi persandingan yang abadi, berbingkai hari indah kita...
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar