Sang gadis yang bertemankan kembang larat layu
Menari meningkahi senja remang-remang
Meliuk pelan menjawab sapaan angin
Gemerisik daun pandan sebagai orkestra
Sang gadis menikmati senja yang merekah
Kendati hatinya membuncah, otaknya mendidih gerah
Ia syukuri detik-detik nafasnya terhembus menjadi uap
Tak hirau dingin yang tanpa permisi menyelinap
Pandangannya nanar ke barat daya
Tatapnya terpaku pada sekumpulan burung yang hendak kembali ke sarangnya
Ia iri pada mereka, karena mereka tak sendiri
Seperti halnya dirinya
Ia getol menari tanpa berhenti
Kendati ia tahu udara dari hidungnya sengal-sengal, kepayahan
Berputar ia bak gasing di atas lantai pualam
Menghalau segala pedih yang tetiba menyayat hatinya menjadi serpih-serpih
Sang gadis mulai melambat, kakinya sakit
Sengal nafasnya makin keras kentara
Butiran kristal bening meluncur dari sudut manikam matanya
Senja berlalu meninggalkannya menari tanpa cahaya, gelap semesta raya....